dc.description.abstract | Situ merupakan salah satu perairan umum yang mempunyai multi guna
antara lain untuk kepentingan perikanan, irigasi pertanian, kebutuhan air
bagi rumah tahgga dan industri serta sebagai objek pariwisata. Beragamnya
kegunaan situ, sering menimbulkan permasalahan atau benturan dalam
penggunaannya. Selain itu keberadaan situ sangat tergantung pada penggunaan
lahan di sekitarnya. Tingkat erosi akibat pengolahan lahan akan
mempercepat laju sedimentasi dan pendangkalan di situ, demikian pula
dengan penggunaan pupuk dalam pertanian dan pembuangan limbah rumah
tangga serta industri dapat mengakibatkan pencemaran perairan situ.
Permasalahan yang sering muncul kemudian adalah eutrofikasi sebagai
akibat pengayaan unsur hara, terutama oleh unsur N dan P. Selanjutnya
dapat memicu blooming fitoplankton, meningkatkan pertumbuhan gulma
serta menurunkan kualitas air.
Hasil penelitian terhadap parameter N dan P yang dihubungkan
dengan tingkat trofik, maka status trofik Situ Cikaret termasuk kedalam
katagori perairan eutrofik. Unsur yang sangat berpengaruh atau sebagai
pembatas pertumbuhan fitoplankton adalah unsur fosfor (NIP > 12).
Dengan demikian pertumbuhan fitoplankton tergantung pada unsur P walaupun
unsur N masuk ke perairan Situ Cikaret dalam jumlah besar.
Jenis-jenis fitoplankton yang hidup di perairan Situ Cikaret, sudah
cukup teradaptasi dengan kondisi perairan yang eutrofik. Hal ini terlihat
dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman (H = 1. 0 - 4 .15), indeks
keseragaman (E = 0.71 - 0.98) dan indeks dominansi (D = 0.01 - 0.56).
Tingkat keanekaragaman yang tinggi, penyebaran jenis fitoplankton yang
merata serta tidak terdapatnya jenis tertentu yang mendominasi pada setiap
stasiun, menunjukkan kestabilan perairan dan kemampuan · fitoplankton untuk
mengasimilasi terhadap kemungkinan adanya tekanan akibat perubahan
kualitas air.
Kondisi kualitas lingkungan perarran berdasarkan parameter DO,
BOD, Kekeruhan, pH, Total P, Nitrat, Padatan Total dan Suhu air, termasuk
dalam katagori cukup sampai baik (IKL = 54 - 85). Namun demikian
per!u diperhatikan kandungan ammonia (NH3) dan kekeruhan yang melampaui
nilai ambang batas berdasarkan PP 20 Tahun 1990. Kekeruhan
yang tinggi menghambat penetrasi cahaya ke perairan, sedangkan ammonia
dari persamaan regresi yang diperoleh, mempunyai korelasi negatif dengan
kelirnpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a. ... | id |