dc.description.abstract | Seiring dengan berkurangnya jumlah pasokan kayu bulat terhadap
permintaan industri kayu di Indonesia, kualitas kayu bulat yang dihasilkan pun
ikut berkurang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengalihkan
perhatian kepada jenis-jenis kayu dari hutan rakyat dan hutan tanaman.
Sayangnya jenis kayu yang mendominasi hutan rakyat maupun hutan tanaman
adalah jenis-jenis kayu cepat tumbuh (fast growing species) yang juga memiliki
kualitas yang rendah. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan produk kehutanan yang dapat digunakan sebagai subtitusi kayu
solid. Salah satu produk kehutanan yang dapat digunakan sebagai subtitusi kayu
solid adalah Oriented Strand Board (OSB).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi penyusunan
strand terhadap sifat fisis mekanis OSB dan mengetahui jenis kayu yang optimal
sebagai bahan baku OSB. Pengujian sifat fisis dan mekanis papan merujuk pada
Japanese Industrial Standard A 5908 tentang papan partikel dan Canadian
Standard Association 0437.0 (Grade O-1) tentang OSB.
Pada penelitian ini orientasi penyusunan strand dan tiga jenis kayu
dijadikan variabel penelitian. Strand disusun berdasarkan tiga jenis cara
penyusunan yaitu (1) strand disusun secara acak pada semua lapisan (2) strand
disusun dengan arah memanjang papan pada semua lapisan (3) strand disusun
dengan arah memanjang papan pada lapisan muka dan belakang tetapi tegak lurus
pada lapisan inti. Masing-masing cara penyusunan dilakukan pada setiap jenis
kayu, sehingga dapat diketahui jenis kayu yang optimal digunakan sebagai bahan
baku OSB. Jenis kayu yang digunakan adalah dari jenis Sengon, Akasia, dan
Mangium. Perekat yang digunakan adalah Methane di-Isocyanate (MDI) dengan
konsentrasi 7%. Parameter sifat fisis dan mekanis yang diukur meliputi kerapatan,
kadar air, pengembangan tebal, modulus elastisitas (MOE), modulus patah
(MOR), internal bond (IB) dan kuat pegang sekrup (KPS).
Nilai rata-rata kerapatan OSB yang diperoleh berkisar antara 0,49-0,61
g/cm3, kadar air OSB yang diperoleh berkisar antara 7,04-9,24%, pengembangan
tebal (2 jam) OSB yang diperoleh berkisar antara 2,84-7,70%, pengembangan
tebal (24 jam) OSB yang diperoleh berkisar antara 8,92-15,46%, MOE sejajar
serat OSB yang diperoleh berkisar antara 4681,27-58289,37 kgf/cm2, MOE tegak
lurus serat OSB yang diperoleh berkisar antara 17553,32-62810,35 kgf/cm2, MOR
sejajar serat OSB yang diperoleh berkisar antara 251,35-513,83 kgf/cm2, MOR
tegak lurus serat OSB yang diperoleh berkisar antara 96,02-298,27 kgf/ cm2,
internal bond OSB yang diperoleh berkisar antara 2,50-9,71 kgf/ cm2, dan kuat
pegang sekrup OSB yang diperoleh berkisar antara 85,76-138,37 kgf.
Berdasarkan standar CSA 0437.0 (Grade O-1), parameter sifat fisis dan
mekanis OSB dengan arah orientasi strand tegak lurus mampu memenuhi semua
standar yang disyaratkan. Pada OSB dengan arah orientasi strand sejajar,
parameter sifat fisis dan mekanis yang mampu memenuhi standar meliputi
pengembangan tebal 2 dan 24 jam MOE tegak lurus serat permukaan, dan MOR
sejajar serat permukaan. Sedangkan pada OSB dengan arah orientasi strand acak,
parameter sifat fisis dan mekanis yang mampu memenuhi standar meliputi
pengembangan tebal 2 jam, MOE tegak lurus serat permukaan, MOR sejajar serat
permukaan, dan MOR tegak lurus serat permukaan. Berdasarkan hasil analisis
OSB terhadap standar CSA 0437.0 (Grade O-1), dapat diketahui bahwa jenis kayu
yang dapat digunakan sebagai bahan baku OSB secara optimal adalah jenis kayu
Mangium. OSB dengan arah orientasi strand tegak lurus dari jenis Mangium,
Afrika, dan Sengon merupakan OSB yang kualitasnya memenuhi semua nilai
yang ditetapkan oleh standar CSA 0437.0 (Grade O-1). | id |