dc.description.abstract | Teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan spesies invertebrata laut bernilai ekonomi tinggi, disebabkan kandungan nutrisi dan penggunaannya sebagai obat-obatan. Namun, eksploitasi yang berlebihan dan pengelolaan yang tidak efektif telah menyebabkan penurunan populasi teripang pasir secara global, sehingga menempatkan spesies ini pada risiko kepunahan. Upaya pelestarian populasi melalui budidaya telah dilakukan sejak lama, namun tantangan seperti gangguan lingkungan dan tingginya angka kematian pada benih maupun indukan masih perlu dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian dan daya dukung wilayah pesisir Pulau Sumbawa untuk budidaya teripang pasir. Penelitian dilakukan pada September 2022 – Maret 2023 di dua lokasi di pesisir utara Pulau Sumbawa, Pantai Limung dan Prajak. Penelitian ini menganalisis ketersediaan dan kualitas benih teripang dengan pendekatan observasi terhadap struktur populasi dan biokonsentrasi logam berat pada teripang. Analisis kesesuaian dilakukan dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) berdasarkan parameter fisik, kimia, biologi, dan pendukung, serta estimasi daya dukung pesisir menggunakan budidaya sistem keramba jaring tancap. Ketersediaan dan kualitas benih di setiap lokasi penelitian dianggap tersedia, sehat, dan aman untuk dibudidayakan. Namun, kecilnya ukuran teripang pasir yang ditangkap dan digunakan sebagai benih untuk budidaya menunjukkan gejala awal penangkapan yang berlebihan sehingga memerlukan kebijakan untuk membatasi upaya penangkapan. Rata-rata panjang tubuh teripang di Limung 9,26±2,12 cm, lalu rata-rata bobotnya 43,34±25,07 gram, sedangkan rata-rata panjang tubuh teripang pasir di Prajak 13,69±3,74 cm, dengan rata-rata bobotnya 88,70±60,06 gram. Persamaan hubungan panjang-berat teripang pasir di Limung W=0,2980 L^2,1950, dan Prajak W=0,2154 L^2,2416. Pola pertumbuhan tiap lokasi penelitian bersifat alometrik negatif yang menunjukkan pertumbuhan panjang tubuh teripang pasir lebih cepat dibandingkan bobotnya. Faktor kondisi di Limung Kn=1,03±0,26, Wr=103,42±26,05, K=5,33±1,76, dan di Prajak Kn=1,05±0,28, Wr=104,88±27,83, K=3,27±1,14. Nilai faktor biokonsentrasi logam berat merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) di masing-masing lokasi penelitian tergolong rendah. Kesesuaian lahan untuk budidaya pada setiap stasiun termasuk dalam kelas “Sesuai Bersyarat”. Di Limung luas lahan yang sesuai bersyarat seluas 23 hektar, sedangkan di Prajak luas sesuai bersyarat seluas 10 hektar. Daya dukung lahan untuk sistem budidaya keramba jaring tancap di Limung diperkirakan 766 unit, 2.298 kotak, dan 1.378.800 individu teripang pasir, sedangkan di Prajak diperkirakan 332 unit, 996 kotak, dan 597.600 individu teripang pasir. | id |