Analisis Kelayakan Finansial dan Keberlanjutan Usaha Bank Sampah Induk (Studi Kasus: Bank Sampah Induk Gesit, Jakarta Selatan)

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan urbanisasi menyebabkan jumlah timbulan sampah meningkat dengan cepat. Pemerintah Jakarta Selatan bersama dengan masyarakat peduli lingkungan membangun Bank Sampah Induk Gesit (BSI Gesit) untuk mengakomodasi pengelolaan sampah dan mereduksi jumlah (TPST) Bantargebang melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan secara manajemen, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi kendala pengelolaan bank sampah, (2) mengestimasi kelayakan usaha bank sampah, serta (3) merekomendasikan strategi kebijakan pengelolaan sampah di BSI Gesit. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan finansial, dan analisis strategi keberlanjutan dengan PROMETHEE (Preference Organization Method for Enrichment Evaluation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa transisi pengelolaan sampah subsidi menjadi mandiri menghadapi kendala pada sumber penerimaan, ketersediaan sarana pengangkut dan tenaga kerja, serta ketersediaan supply dari bank sampah unit. Hasil analisis kelayakan finansial usaha BSI Gesit menunjukkan bahwa skenario I yaitu pengelolaan mandiri dan skenario IV yaitu business as usual (BAU) layak dijalankan karena memenuhi seluruh kriteria kelayakan finansial, sedangkan skenario II yaitu pengelolaan bantuan 50% untuk biaya operasional dan skenario III yaitu subsidi upah tenaga kerja tidak layak dijalankan. Pada analisis strategi keberlanjutan, pengelolaan bank sampah yang dapat diprioritaskan adalah alternatif I yaitu pengelolaan mandiri dengan peningkatan penerimaan sebesar 15% setiap tahunnya berdasarkan kontribusi positif dari seluruh kriteria pada dimensi keberlanjutan yaitu manajemen, ekonomi, lingkungan, dan sosial.

The increase in population accompanied by economic growth, increased social welfare, and urbanization will inflict the amount of waste production to increase rapidly. The South Jakarta Government along with environment activist from local community established Gesit Main Waste Bank to accommodate the city’s waste management and to reduce the load of waste management in TPST Bantargebang by implementing sustainable waste management that requires consideration of management, economic, environment, and social dimensions. This study aims to (1) identify the constraints of waste bank management, (2) estimate the feasibility of a waste bank, and (3) propose a policy strategy for waste management at BSI Gesit. This study employs descriptive analysis, financial feasibility analysis, and sustainability policy analysis using PROMETHEE (Preference Organization Method for Enrichment Evaluation). This study demonstrates that the transtition of subsidized waste management to independently managed waste bank will encounter the lacking of revenue sources, the supply availability from unit waste bank, and the availability of labor and transport facilities. Financial feasibility analysis shows that the first scenario which managed independently without subsidies and the forth scenario (BAU) are feasible because it meets all financial feasibility criteria. On the other hand, the second scenario with half assistance for operational cost and the third scenario with subsidies for labor wage are not feasible. The policy alternatives that need to be prioritized from PROMETHEE analysis are alternative I (independent optimization) based on the consideration of positive contribution from all sustainability criteria, namely management, economic, environmental, and social dimensions.