DESAIN MODEL PREDIKSI HARGA KOMODITI PERTANIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG SHORT TERM MEMORY
Abstract
Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi
nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB), penyerapan tenaga kerja, penciptaan kesempatan kerja/berusaha,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan sumber perolehan devisa. Pada negara
berkembang seperti Indonesia, pertanian masih merupakan tulang punggung bagi
38 juta penduduk. Liberalisasi perdagangan yang berdampak pada serbuan impor
produk pertanian akan berpengaruh pada produksi produk pertanian dalam negeri.
Pengaruh fluktuasi harga pertanian lebih besar bila dibandingkan dengan fluktuasi
produksi. Keadaan ini dapat menyebabkan petani menderita kerugian dalam jangka
pendek sehingga menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di
sektor pertanian atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual
yang lebih tinggi. Fluktuasi harga komoditas pertanian saat ini sudah mencapai
kondisi serius sebagai akibat peningkatan permintaan tidak diimbangi dengan
penawaran yang cukup. Peramalan harga komoditas pertanian berjangka
merupakan subjek penting dalam domain pertanian, tidak hanya dalam memberikan
informasi harga komoditas pertanian terlebih dahulu yang diandalkan oleh
pengambil keputusan, tetapi juga mengurangi ketidakpastian dan risiko pasar
pertanian. Dengan metode Long Short Term Memory (LSTM) lebih akurat dalam
memprediksi harga komoditas pertanian berjangka. Estimasi harga di bidang
pertanian diperlukan untuk meramalkan harga pasar komoditas yang dipilih, dan
hal ini mendukung petani untuk menjadwalkan operasi budidaya sehingga
memperoleh keuntungan lebih. Prediksi harga pasar merupakan hal yang wajib bagi
sektor swasta dan publik untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembangunan pertanian guna menstabilkan harga pasar komoditas. Pada penelitian
ini dibandingkan prediksi harga antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI
Jakarta, karena sebagian komoditas pertanian yang ada di DKI Jakarta dipasok dari
wilayah Jawa Barat. Dengan selelisih harga yang signifikan, nantinya akan menjadi
acuan bagi petani di Jawa Barat untuk mensuplai lebih banyak produk komoditas
pertanian mereka ke wilayah DKI Jakarta. Dengan hasil prediksi harga dengan
harga aktual yang akan digunakan oleh para petani dan pebisnis untuk menentukan
bagaimana keputusan mereka. Perbandingan dengan wilayah DKI Jakarta
dimaksudkan untuk menjadi referensi petani untuk bisa menjual produk
pertaniannya kewilayah luar provinsinya sendiri.