| dc.description.abstract | RINGKASAN
MOHAMAD BAIDOWI. Jaringan Komunikasi, Dinamika Kelompok, Kepemimpinan dan Kapasitas Pengrajin Gula Aren Organik di Desa Hariang Kabupaten Lebak. Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS dan NURMALA K. PANDJAITAN
Pengrajin gula aren organik di Desa Hariang Kabupaten Lebak tergabung di dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala. KUB melakukan pemasaran gula aren organik dalam bentuk gula semut (serbuk) baik di dalam negeri maupun mancanegara seperti Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Amerika Serikat, Jerman dan Korea selatan. Keterlibatan pengrajin gula aren dalam KUB Mitra Mandala akan mendorong terciptanya interaksi dan berbagi informasi untuk mewujudkan tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan kelompok. Jaringan komunikasi berperan penting dalam mendukung distribusi informasi dalam proses produksi dan pemasaran gula aren organik. Oleh karena itu penelitian ini ingin menekankan pada jaringan komunikasi dalam proses produksi dan distribusi informasi harga.
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan beberapa tahapan penelitian, dimulai dari uji kuesioner di Desa Hariang pada Maret 2021, dilanjutkan pengumpulan data pada bulan April 2021. Unit analisis penelitian ini adalah pengrajin gula aren organik yang tergabung di dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala. Total responden dalam penelitian ini sebanyak 97 orang. Analisis data untuk jaringan komunikasi menggunakan UCINET VI dan analisis hubungan antar variable menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM)- Partial Least Square (PLS). Tujuan pada penelitian ini adalah : (1) menganalisis jaringan komunikasi di antara anggota kelompok pengrajin gula aren organik, (2) menganalisis hubungan dinamika kelompok dengan jaringan komunikasi, (3) menganalisis hubungan kepemimpinan dengan dinamika kelompok, (4) menganalisis hubungan kepemimpinan dengan kapasitas pengrajin gula aren organik dan (5) menganalisis hubungan jaringan komunikasi dengan kapasitas pengrajin gula aren organik.
Hasil penelitian menunjukkan jaringan komunikasi yang terjadi baik pada jaringan komunikasi informasi produksi maupun pada jaringan komunikasi informasi harga bersifat jaringan personal saling mengunci (interlocking personal network). Hal ini terjadi karena jumlah anggota kelompok yang banyak membuat distribusi informasi terpusat dari ketua kelompok kepada pengurus bagian ICS (Internal Control System). Tingkat kepadatan ikatan (Density) baik pada jaringan komunikasi produksi maupun pada jaringan komunikasi informasi harga tergolong rendah. Peran aktor dalam jaringan komunikasi baik pada jaringan komunikasi produksi maupun pada jaringan komunikasi harga dilihat melalui sentralitas local, sentralitas global dan kebersamaan (betweenness). Aktor yang berperan sebagai sentralitas lokal baik pada kedua jaringan komunikasi adalah salah satu pengurus bagian Internal Control System (ICS), beliau memiliki nilai sentralitas local terbesar, artinya beliau memiliki kemampuan tertinggi untuk menghubungi lebih banyak orang dalam lingkungan terdekatnya dibandingkan dengan anggota kelompok yang lain. Aktor yang berperan sebagai sentralitas global pada kedua jaringan komunikasi adalah ketua kelompok, beliau memiliki nilai sentralitas global terendah, Artinya beliau memiliki jumlah ikatan terpendek untuk menjangkau seluruh anggota kelompok di dalam jaringan. Aktor yang berperan sebagai betweenes adalah ketua kelompok, beliau memiliki nilai kebersamaan maksimum. Artinya, individu tersebut mempunyai kendali komunikasi dalam jaringan komunikasi pengrajin gula aren organik mengenai informasi produksi dan informasi harga.
Terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan jaringan komunikasi. Artinya semakin bagus Dinamika Kelompok meliputi tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, tekanan kelompok dan kefektifan kelompok maka akan meningkatkan Jaringan komunikasi meliputi sentralitas lokal, sentralitas global dan betweeness. Terdapat hubungan nyata antara kepemimpinan kelompok terhadap dinamika kelompok. Artinya semakin baik kepemimpinan kelompok meliputi, peran kepemimpinan dan gaya kepemimpinan maka akan meningkatkan dinamika kelompok meliputi tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, tekanan kelompok dan kefektifan kelompok.
Tidak terdapat hubungan antara kepemimpinan kelompok terhadap kapasitas pengrajin gula aren organik. Nilai origin sampel yang rendah menunjukkan korelasi yang sangat lemah antara kepemimpinan kelompok dengan kapasitas pengrajin gula aren organik. Kepemimpinan kelompok dengan gaya autokrasi diduga menjadi penyebab anggota kelompok tidak merasa dekat dengan pemimpinnya sehingga interaksi komunikasi antara ketua kelompok dengan anggota pengrajin gula aren organik tidak berjalan dengan baik. Tidak terdapat hubungan antara jaringan komunikasi terhadap kapasitas pengrajin dengan nilai origin sampel yang tergolong rendah. Artinya terdapat korelasi yang lemah antara jaringan komunikasi dengan kapasitas pengrajin. Jaringan komunikasi yang terbentuk dalam kelompok pengrajin gula aren organik bersifat memusat (interlocking). Jaringan komunikasi yang bersifat interlocking menunjukkan individu-individu di dalam jaringan bersifat tertutup terhadap lingkungannya, tidak banyak relasi keluar dan cenderung memiliki perilaku komunikasi yang rendah dalam pencarian informasi, sehingga sumber informasi utama seperti pengurus dan ketua kelompok menjadi pilihan mereka dalam memperoleh informasi.
Kata Kunci : Dinamika Kelompok, Gula Aren, Jaringan Komunikasi, Kapasitas Pengrajin, Kepemimpinan Kelompok. | id |
