Pengaruh Tekanan Ekonomi, Modal Sosial, dan Strategi Koping Terhadap Kesejahteraan Keluarga Nelayan
Abstract
Nelayan merupakan salah satu sektor yang rentan terhadap segala jenis situasi kemiskinan. Penghidupan keluarga nelayan rentan terhadap ketidakpastian dan sering dicirikan sebagai penduduk dalam sektor termiskin dari yang miskin dalam masyarakat. Beberapa faktor yang merupakan sumber kerentanan nelayan diantaranya adalah sumberdaya yang terbatas, perubahan iklim, dan faktor sosial ekonomi. Ketidakpastian mata pencaharian maupun perubahan pendapatan yang dihadapi nelayan menyebabkan keluarga nelayan merasakan tekanan ekonomi. Kerentanan sosial ekonomi keluarga nelayan yang tinggi terlihat dari besarnya beban serta hutang yang dimiliki, dan hal tersebut berdampak terhadap menurunnya kesejahteraan keluarga. Untuk meningkatkan kesejahteraannya, keluarga nelayan bergantung pada akses ke berbagai aset modal dan salah satunya adalah modal sosial. Saat dihadapkan dengan situasi krisis, keluarga nelayan perlu melakukan berbagai upaya strategi koping untuk tetap mempertahankan kesejahteraannya.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan ekonomi, modal sosial, dan strategi koping terhadap kesejahteraan keluarga nelayan. Secara khusus bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, modal sosial, strategi koping, dan kesejahteraan yang dimiliki oleh keluarga nelayan juragan dan buruh; 2) Menganalisis perbedaan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, modal sosial, strategi koping, dan kesejahteraan keluarga nelayan juragan dan buruh; 3) Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, modal sosial, dan strategi koping dengan kesejahteraan keluarga nelayan juragan dan buruh; 4) Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, modal sosial, dan strategi koping terhadap kesejahteraan keluarga nelayan juragan dan buruh.
Penelitian menggunakan desain cross sectional study dan dilakukan di Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku. Sampel terdiri dari 50 nelayan juragan dan 50 nelayan buruh. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik snowball sampling. Data diolah menggunakan uji deskriptif, uji beda independent sample t-test, dan uji pengaruh menggunakan model persamaan struktural (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia nelayan juragan dan buruh masuk pada kategori dewasa madya (41.91 tahun), sementara rata-rata usia istri nelayan juragan dan buruh masuk pada kategori dewasa awal (38.51 tahun). Lebih dari tiga perempat (76%) nelayan juragan dan delapan dari sepuluh (80%) nelayan buruh hanya menamatkan pendidikan dasar. Total rata-rata lama pendidikan nelayan juragan dan buruh adalah 7.34 tahun. Sementara total rata-rata lama pendidikan yang ditempuh istri nelayan juragan dan buruh adalah 8.48 tahun. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari tiga perempat (78%) istri nelayan juragan dan lebih dari delapan dari sepuluh (80%) istri nelayan buruh memiliki status tidak bekerja. Lebih dari separuh (68%) keluarga nelayan juragan berada pada kategori keluarga sedang dan lebih dari separuh (54%) keluarga nelayan buruh termasuk dalam kategori keluarga kecil. Besar keluarga nelayan juragan dan buruh berada pada rentang 2 sampai dengan 8 orang. Rata-rata pendapatan per kapita keluarga nelayan juragan adalah Rp93198,00. Lebih dari separuh (57.1%) keluarga nelayan juragan memiliki pendapatan per kapita terkategori tidak miskin, namun masih terdapat hampir separuh (42.9%) keluarga nelayan juragan yang memiliki pendapatan per kapita kurang dari garis kemiskinan Kabupaten Kepulauan Aru. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pendapatan per kapita keluarga nelayan buruh adalah Rp436.828,00. Berdasarkan pendapatan per kapita, ditemukan bahwa sebanyak delapan dari sepuluh (80%) keluarga nelayan buruh terkategori miskin dan hanya terdapat 20 % keluarga nelayan buruh yang masuk pada kategori tidak miskin.
Hasil uji beda menunjukkan tingkat tekanan ekonomi yang dirasakan keluarga nelayan buruh lebih tinggi dibandingkan keluarga nelayan juragan. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara modal sosial keluarga nelayan juragan dan buruh. Sementara itu terdapat perbedaan signifikan antara strategi koping keluarga nelayan juragan dan buruh. Keluarga nelayan buruh lebih banyak menggunakan strategi koping ekonomi berfokus masalah, sedangkan keluarga nelayan juragan lebih banyak menggunakan strategi koping sosial psikologis berfokus emosi. Rata-rata keluarga nelayan juragan memiliki tingkat kesejahteraan objektif dan subjektif yang lebih tinggi dibandingkan keluarga nelayan buruh.
Berdasarkan hasil uji korelasi, ditemukan bahwa pendidikan suami istri dan pendapatan perkapita berhubungan negatif signifikan dengan tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif. Pendidikan suami dan pendidikan istri berhubungan positif signifikan dengan modal sosial, strategi koping, kesejahteraan objektif, dan kesejahteraan subjektif keluarga. Pendapatan per kapita berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif keluarga. Tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif berhubungan negatif signifikan dengan kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif keluarga. Modal sosial berhubungan negatif signifikan dengan tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif. Sementara itu modal sosial berhubungan positif signifikan dengan strategi koping, kesejahteraan objektif dan subjektif.
Hasil uji SEM menunjukkan tekanan ekonomi subjektif berpengaruh negatif secara langsung terhadap kesejahteraan objektif. Selain itu tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif berpengaruh negatif secara langsung terhadap kesejahteraan subjektif. Artinya bahwa semakin rendah tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga maka kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif keluarga akan semakin meningkat. Modal sosial berpengaruh positif secara langsung dan tidak langsung terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kepemilikan modal sosial keluarga maka keluarga semakin sejahtera secara subjektif. Hasil uji pengaruh juga menunjukkan strategi koping berpengaruh positif secara langsung terhadap kesejahteraan subjektif keluarga, yang berarti bahwa semakin banyak upaya koping yang dilakukan oleh keluarga maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif yang dirasakan keluarga.
Collections
- MT - Human Ecology [2242]