| dc.description.abstract | Penelitian dirancang sebagai survei yang bersifat deskriptif. Peubah bebas yang digunakan adalah karakteristik petani lahan tadah hujan, yang meliputi: umur, pcndidikan formal, pendidikan non formal, pcngalaman bcrtani, kosmopolitan, pendapatan keluarga, luas lahan, status lahan, sumbcr informasi pertanian yang digunakan, dan keanggotaan dalam kelompok. Peubah tcrikat adalah persepsi tentang faktor-faktor penghamhat adopsi embung, meliputi faktor-faktor: lahan sempit, modal terbatas, kurang tenaga kerja, terbatas pendidikan, kurang informasi, terbatas kontak dengan Peneliti dan Penyuluh, rendahnya tingkat keuntungan, kurang sesuai dengan cara-cara yang ada, sulit dibuat, hasilnya tidak segera terlihat, dan terbatasnya peluang pemanfaatan air embung kelompok.
Penelitian dilaksanakan di Desa Karang Benda, Kecamatan Adipala,
Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. 74 orang petani lahan tadah hujan
dijadikan sampel penelitian yang dipilih secara acak proporsional dari empat
kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan gelar teknologi emhung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi responden menurut
sejumlah karakteristik yang diamati, mengetahui persepsi responden tentang
faktor-faktor penghambat adopsi emhung, dan mengetahui hubungan karakteristik
responden dengan persepsi mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi
em bung. Koefisien korelasi antara peubah yang digunakan dengan persepsi ten tang
faktor-faktor penghambat adopsi embung menggunakan uji statistik Korelasi Rank
Spearman (rs) dan Konkordansi Kendall (w).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Distribusi responden menurut
sejumlah karakteristik yang diamati nampak bervariasi; (2) Persepsi responden
tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung berbeda menurut karakteristik
masing-masing. Namun demikian terdapat kesesuaian dan kesepakatan yang kuat
diantara responden dalam menyusun peringkat faktor penghambat adopsi em bung;
(3) Umur, Pendidikan non formal, Pengalaman bertani, Luas lahan, Status lahan,
dan Keanggotaan dalam kelompok berhubungan sangat nyata dengan persepsi
mereka tentang faktor-faktor penghambat adopsi embung. Sedangkan Pendidikan
formal, Kosmopolitan, Pendapatan Keluarga, Sumber informasi pertanian yang
digunakan berhubungan nyata dcngan persepsi mereka tentang faktor-faktor
penghambat adopsi embung.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang menghambat
responden mengadopsi embung adalah lemahnya sumberdaya yang dimiliki, yaitu
modal terbatas, lahan sempit, dan kurang tenaga kerja; Faktor kedua yang
menghambat petani mengadopsi embung adalah kurang informasi, serta waktu
yang masih singkat; dan faktor kctiga adalah hambatan faktor sosial ekonomi.
Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan teknis
petani ten tang cara membuat em bung dan pemanfaatannya, ialah: (I) intensitas
penyuluhan melalui pendekatan personal, kelompok dan massa perlu ditingkatkan;
(2) untuk mengatasi hambatan-hambatan permodalan ( modal terbatas dan lahan
sempit), pemerintah dengan dana yang ada dapat memberi bantuan berupa kredit;
(3) Pemda setempat dapat mengganti rugia tanah milik petani untuk dibangun
embung milik kelompok. Selanjutnya dalam tenggang waktu tertentu petani
pengguna air embung tersebut dapat mengangsur kcpada pcmerintah alas tanah
yang telah dibangun embung. | id |