| dc.description.abstract | Populasi dugong mengalami penurunan akibat meningkatnya aktivitas manusia di sekitar kawasan pesisir. Kehidupan dugong sangat erat kaitannya dengan lamun sebagai habitet alaminya. Peningkatan kualitas ekosistem lamun menjadi salah satu faktor utama dalam pelestarian habitat dugong. Tujuan penelitian ini adalah melakukan penilaian kualitas habitat dugong dan mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan dugong sehingga dapat menentukan strategi pengelolaan pelestarian dugong. Pengumpulan data lamun menggunakan metode survey seagrass net kuadran plot 50 x 50 cm dan informasi keberadaan dugong dihasilkan dari kuesioner Convention on Migratory Species (CMS), sedangkan alternatif strategi pengelolaan dianalisis menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan kondisi ekosistem lamun di Desa Lifuleo dan Desa Tablolong dikategorikan kategori sangat padat dalam kondisi baik dan sehat, dengan persentase tutupan lamun >75%. Desa Tesabela memiliki nilai tutupan lamun sebesar 45,08% dikategorikan tutupan sedang dengan kondisi lamun yang rusak dan kurang sehat. Jenis lamun yang ditemukan di tiga lokasi pengamatan yaitu Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Halophila ovalis. Disamping itu kondisi parameter kualitas air di tiga desa masuk kedalam kondisi perairan yang sesuai untuk kehidupan ekosistem lamun. Perjumpaan dugong umumnya dijumpai di sekitar fishing ground. Frekuensi kemunculan dugong tertinggi ada di Desa Lifuleo yaitu sebanyak enam kasus perjumpaan. Sebanyak 32% nelayan melihat dugong ketika menangkap ikan, 19% ketika perjalanan menuju fishing ground, 8 % melihat dugong ketika terperangkap jaring dan diburu, bahkan sebanyak 32% nelayan menjumpai dugong saat terdampar.
Faktor yang mempengaruhi dugong diantaranya, aktivitas perikanan tangkap yang tidak ramah lingkungan, perburuan, ketersediaan makanan, kondisi perairan, pencemaran perairan dan rendahnya angka kelahiran dugong. Rendahnya tingkat pendidikan berdampak pada kesadaran nelayan dalam menjaga ekosistem lamun. Melalui strategi pengelolaan lamun dalam upaya perlindungan dugong, serta didukung dengan kegiatan sosialisasi dan penyadartahuan yang dapat memberikan informasi mengenai manfaat ekosistem lamun dan dampak negatif dari kerusakan lamun. Ini mencakup melibatkan masyarakat lokal, mengembangkan alternatif mata pencaharian, dan memastikan keberlanjutan ekosistem laut yang menjadi habitat dugong. | id |