Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi
dc.contributor.authorWardani, Tiara Pratiwi Kusumah
dc.date.accessioned2023-07-31T06:37:52Z
dc.date.available2023-07-31T06:37:52Z
dc.date.issued2023-07-28
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122859
dc.description.abstractInfrastruktur difungsikan untuk mengakomodir mobilitas penduduk Indonesia yang semakin tinggi. Infrastruktur jalan tol tertua yang dimiliki Indonesia adalah Jalan Tol Jagorawi (JT Jagorawi). Pembangunan berbagai infrastruktur seiring dengan kemajuan ekonomi dan pertumbuhan penduduk berdampak langsung pada kebutuhan akan lahan. Sumber daya lahan yang bersifat terbatas Harus menerima konsekuensi perubahan akibat adanya pembangunan. Sehingga, alih fungsi lahan tidak dapat dihindari dan menimbulkan dampak baik negatif maupun positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan tutupan/penggunaan lahan pada buffer 5 km sepanjang JT Jagorawi (59 km) pada tahun 2005-2020, menentukan faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan serta menyusun kebijakan strategis dalam pengelolaan sumberdaya lahan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan akibat perubahan penggunaan lahan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di lokasi penelitian dari tahun 2005, 2010 dan 2020 mengalami dinamika yang cukup tinggi. Luas lahan terbangun meningkat dari tahun ke tahun, hingga 35,82% pada tahun 2020. Pada rentang tersebut dibagi menjadi 2 periode perubahan, yaitu 2005-2010 dan 2010-2020. Periode 2005-2010 alih fungsi terjadi pada lahan terbuka seluas 2.506,86 Ha dan semak belukar 287,82 Ha. Sedangkan, pada tahun 2010-2020 alih fungsi banyak terjadi pada lahan terbuka seluas 3.148,65 Ha dan pertanian lahan kering dengan luas 553,05 Ha. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan potensi perubahan lahan seperti jarak dari/ke jalan tol, jarak dari/ke jalan arteri dan kolektor, jarak dari/ke gate toll, jarak dari/ke pusat pemerintah, dan kepadatan penduduk. Jarak dari/ke jalan arteri dari kolektor memiliki pengaruh tertinggi dari pada faktor-faktor lainnya. Semakin dekat dengan jalan arteri dan kolektor maka semakin tinggi potensi perubahan lahan yang terjadi. Hal ini terbukti dari luas lahan terbangun pada radius 1 km yaitu 3.802,45 Ha, nilai tersebut tertinggi jika dibandingkan radius 2, 3 km dan seterusnya. Lemahnya daya saing penggunaan lahan pertanian mendorong strategi dalam mengelola sumberdaya lahan. Kebijakan yang bersifat larangan dinilai tidak efektif karena tidak disertai dengan sanksi yang jelas. Akomodasi kompensatif dan pengendalian sosio-ekonomi juridis disarankan untuk menutup kekurangan tersebut.id
dc.description.abstractInfrastructure is improved to facilitate the expanding mobility of the Indonesia populace. The Jagorawi Toll Road (JT Jagorawi) is Indonesia’s earliest toll road infrastructure. The demand for land is directly influenced by the development of diverse infrastructures in concert with economic development and population growth. Limited land resources mus embrace the effects of development-induced changes. Therefore, land conversion is inevitable and has both negative and positive effects. This study seek identify changes in land cover/use in a 5 km buffer along JT Jagorawi (59 km) from 2005 to 2020, determine the determinants of land use change, and develop strategic policies for managing land resourves to minimize the impact of land use changes. The result indicate that land use changes at the study sites in 2005, 2010, and 2020 were quite dynamic. The built-up land area has increased annually, reaching 35,82% in 2020. This range is divided into two distinct time periods, 2005-2020 and 2010-2020. During the period between 2005-2010 2.506,86 Ha of vacant land and 287,82 Ha of vegetation were converted. During the period of 2010-2020, a large number of 3.148,65 Ha of vacant land and 554,05 Ha of dry land agriculture. Distance from/to toll roads, distance from/to arterial and collector roads, distance from/to toll gates, distance from/to the government center, and population density can encHance the potential for land change. The distance between the arterial road and the collector has a greater effect than any other factor. The likelihood of land change increases with proximity to arterial and collector roads. This is apparent from the built-up land area at a 1 km radius, which is 3.702,45 Ha, the highest value compared to a 2,3 km radius and so on. Weak agricultural land use competitiveness encourages strategies for land resource management. In the absense of unambiguous punishments, prohibitive policies are considered ineffective. It is suggested that compensatory accommodation and legal socioeconomic control be used to makeup for shortfall.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerubahan Tutupan Lahan Tahun 2005-2020 di Sekitar Jalan Bebas Hambatan Jakarta Bogor Ciawi (Jagorawi)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordjabodetabekid
dc.subject.keywordjagorawi highwayid
dc.subject.keywordland use/land cover changesid
dc.subject.keywordurban sprawlid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record