Show simple item record

dc.contributor.advisorYuhana, Munti
dc.contributor.advisorWidanarni, Widanarni
dc.contributor.advisorEkasari, Julie
dc.contributor.authorSudrajat, R. Herman
dc.date.accessioned2023-07-25T13:54:53Z
dc.date.available2023-07-25T13:54:53Z
dc.date.issued2023-07-20
dc.identifier.citationIndonesian Journal of Aquaculture Volume 22 No. 2, July 2023id
dc.identifier.issn23546700
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122613
dc.description.abstractIntensifikasi pada kegiatan budidaya ikan lele sering mengalami kendala oleh serangan penyakit, salah satunya yaitu Motile Aeromonads Septicemiae (MAS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Pengobatan menggunakan antibiotik tidak dianjurkan karena dapat meninggalkan residu pada ikan budidaya dan menyebabkan resistansi bakteri. Salah satu strategi untuk mengendalikan penyakit MAS adalah melalui penerapan cara budidaya ikan yang ramah lingkungan sehingga tercapainya keamanan pangan, salah satunya melalui aplikasi kombinasi probiotik dan prebiotik, yang dikenal dengan istilah sinbiotik. Salah satu prebiotik yang dapat digunakan untuk ikan lele adalah oligosakarida yang terkandung dalam serbuk simplisia bawang dayak (SSBD) yang dapat dimanfaatkan oleh probiotik Bacillus sp. NP5 RfR untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dosis efektif penggunaan serbuk simplisia bawang dayak (SSBD), probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (PRO) dan kombinasi keduanya (PRO+SSBD) untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan kelangsungan hidup ikan lele (Clarias sp.) yang diinfeksi A. hydrophila. Lima dosis SSBD (200, 250, 300, 350, dan 400 mg mL-1) diuji secara in vitro untuk menilai skor aktivitas prebiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 0,20 g mL-1 memberikan nilai aktivitas prebiotik yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dosis lainnya. Pada uji in vivo, penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan penelitian terdiri atas kontrol positif (KP), yaitu pemberian pakan komersial dan diinjeksi dengan A. hydrophila RfR, kontrol negatif (KN), yaitu pemberian pakan komersial dan diinjeksi dengan PBS (Phosphate Buffered Saline), suplementasi pakan dengan SSBD 20 g kg-1 dan diinjeksi A. hydrophila RfR, suplementasi pakan dengan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR 108 CFU mL-1 dan diinjeksi A. hydrophila RfR, serta suplementasi pakan dengan kombinasi Bacillus sp. NP5 RfR 108 CFU mL-1 dan SSBD 20 g kg-1 dan diinjeksi dengan A. hydrophila RfR (PRO+SSBD). Ikan lele dengan bobot awal 4,91 ± 0,18 g dipelihara selama 45 hari dengan pemberian pakan perlakuan secara at satiation tiga kali sehari. Infeksi dengan A. hydrophila dilakukan pada hari ke 46, pengamatan parameter respons imun, mikrobiologi, histopatologi, dan mortalitas dilakukan selama 7 hari pascainfeksi. Parameter uji pada penelitian ini yaitu kinerja pertumbuhan meliputi laju pertumbuhan spesifik (LPS), rasio konversi pakan (RKP), tingkat kelangsungan hidup (TKH), dan aktivitas enzim amilase, protease, dan lipase. Parameter mikrobiologi meliputi jumlah total bakteri dan jumlah populasi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR di usus dan populasi A. hydrophila RfR di hati dan ginjal. Parameter respons imun meliputi total eritrosit (TE), total leukosit (TL), hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), aktivitas fagositosis (AF), respiratory burst (RB), aktivitas lisozim (AL). Parameter kualitas air dan histopatologi otot, hati, dan ginjal juga diamati. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa bobot akhir, LPS, dan RKP ikan lele yang diberi pakan perlakuan kombinasi PRO+SSBD selama 45 hari menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan, TKH perlakuan kombinasi PRO+SSBD berbeda secara signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan SSBD dan kontrol, kecuali perlakuan probiotik. Aktivitas enzim amilase, protease dan lipase pada perlakuan kombinasi PRO+SSBD lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan SSBD, probiotik, dan kontrol. Populasi total bakteri usus meningkat pada perlakuan SSBD dan kombinasi PRO+SSBD dibandingkan dengan kontrol. Jumlah populasi Bacillus sp. NP5 RfR pada perlakuan probiotik dan kombinasi PRO+SSBD menunjukkan bahwa Bacillus sp. NP5 RfR mampu berkompetisi, berkoloni, dan mendominasi populasi bakteri usus ikan lele. Pascainfeksi, total A. hydrophila RfR di organ hati dan ginjal pada perlakuan kontrol positif lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sebaliknya, total A. hydrophila RfR di hati dan ginjal pada perlakuan kombinasi PRO+SSBD lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Pemberian kombinasi PRO+SSBD pada ikan lele mampu meningkatkan TE, Hb, dan Ht dibandingkan perlakuan SSBD, probiotik, dan kontrol (P<0,05). Pemberian kombinasi PRO+SSBD juga mampu meningkatkan TL, AF, RB, dan AL dibandingkan perlakuan SSBD, probiotik, dan kontrol (P<0,05). Pascainfeksi, terjadi peningkatan nilai TL, AF, RB, dan AL mulai hari ke-48 (2 hari pascaifeksi) dan mengalami puncak tertinggi pada hari ke-50 (4 hari pascainfeksi), kemudian menurun pada hari ke-52 (6 hari pascainfeksi). Pada hari ke-52, nilai TL, AF, RB, dan AL terjadi penurunan aktivitas. Pemberian SSBD, probiotik dan kombinasi PRO+SSBD pada penelitian ini mampu meningkatkan kelangsungan hidup ikan lele terhadap infeksi A. hydrophila dibandingkan kontrol positif (P<0,05). Kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan PRO+SSBD (79,01%), diikuti perlakuan probiotik (75,31%) dan SSBD (70,37%), dan nilai terendah terdapat pada kontrol positif sebesar 59,26%. Tingginya TKH ikan lele pada perlakuan probiotik, SSBD, dan kombinasi PRO+SSBD dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif juga terkonfirmasi dengan hasil pengamatan histologi dimana tingkat kerusakan hati, ginjal dan otot pada ketiga perlakuan tersebut tidak separah kerusakan pada perlakuan kontrol positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR 1% dan serbuk simplisia bawang dayak 20 g kg-1 menunjukkan dampak positif pada kinerja pertumbuhan, respons imun, dan perlindungan ikan lele terhadap infeksi A. hydrophila RfR.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.relation.ispartofseriesVolume 22;2
dc.titleKombinasi Bacillus sp. NP5 dan Serbuk Simplisia Bawang Dayak Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb. untuk Mencegah Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp.id
dc.title.alternativeThe Combination of Bacillus sp. NP5 and Dayak Onion Simplicia Powder Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb. to Prevent Aeromonas hydrophila Infection in Catfish Clarias sp.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordA. hydrophila, Bacillus sp. NP5, bawang dayak, probiotik, serbuk simplisiaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record