Deteksi dan Kuantifikasi Backscattering Strength Model Tumpahan Minyak Menggunakan Scientifik Echosounder
View/ Open
Date
2023-07-18Author
Sari, Ratna Juita
Manik, Henry Munandar
Susilohadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pencemaran laut menjadi salah satu fenomena merugikan yang sering
dijumpai di perairan Indonesia. Salah satu sumber pencemar yang menjadi
perhatian masyarakat adalah pencemaran minyak. Ribuan ton minyak tumpah ke
laut setiap tahunnya akibat peristiwa alami dan kegiatan antropogenik. Selain itu,
dampak pencemaran minyak secara signifikan memengaruhi flora dan fauna lokal
sehingga dalam waktu singkat dapat memengaruhi mata pencaharian dan
keberlangsungan hidup masyarakat pesisir yang terkontaminasi. Besarnya dampak
yang ditimbulkan pencemaran minyak maka pemerintah membuat kebijakan
mengenai pengendalian kondisi lingkungan laut sehingga mutu laut terjaga atau
dapat memperbaiki mutu laut yang tercemar. Pengukuran konsentrasi minyak
merupakan hal mendasar dan penting dalam tindakan pengendalian dan
penanggulangan pencemaran minyak, dikarenakan konsentrasi minyak berfungsi
sebagai penentu status mutu laut atau tingkat pencemaran yang terjadi. Salah satu
pendekatan yang dapat dilakukan untuk menentukan konsentrasi minyak adalah
metode akustik karena, memiliki keunggulan perhitungan dan estimasi secara cepat,
real time, dan memiliki akurasi serta presisi yang tinggi. Oleh karena itu, tujuan
penelitian ini adalah mengaplikasikan dan menganalisis metode akustik untuk
perhitungan nilai hambur balik dari cemaran minyak menggunakan single beam
echosounder dan membandingkan hasil pengukuran dengan hasil analisis
gravimetri dan perlakuan yang diberikan.
beam echosounder SIMRAD EK-15 di Laboratorium Akustik Kelautan
Institusi Pertanian Bogor. Pada persiapan penelitian dilakukan komputasi sintetis
seismogram menggunakan Matlab dengan membangkitkan gelombang buatan
untuk melihat interface air-udara dan interface air-minyak-udara. Prosedur
pengambilan data dilakukan dengan mengkalibrasi instrumen SIMRAD EK-15
menggunakan metode target standar. Akuisisi data dilakukan untuk melihat
interface air-udara (kontrol) dengan mengatur tranduser menghadap ke atas dengan
sudut tranduser 0o, 10o, dan 20o. Kemudian untuk melihat interface air-minyakudara,
ditambahkan 5 L dexlite secara berkala. Setelah perekaman selesai dilakukan
pada setiap perlakuan (0L, 5L, 10L, dan 15L), dilakukan pengukuran kualitas air
dan diambil 1 L sampel air untuk dilakukan analisis gravimetri di PT. Petrolab
Services, Jakarta Timur. Pengolahan data perekaman akustik menggunakan
Ecoview 4 (demo), Matlab 2016a dan Microsoft Office Excel. Keluaran dari
penelitian ini yaitu nilai surface backscattering, pengaruh pemberian sudut
tranduser terhadap hasil perekaman, ketebalan minyak, estimasi kadar minyak per unit volume dan hubungan nilai surface backscattering (SS) dengan tingkat
pencemaran minyak.
Nilai SS diperoleh dari puncak nilai echo pantulan permukaan perairan. Hasil
menunjukkan nilai SS mengalami penurunan saat terkontaminasi minyak, nilai SS
berkisar antara -60.65 dB sampai dengan -49.35 dB dan berdasarkan hasil penelitian
ini pemberian perlakuan sudut 0o pada tranduser menghasilkan nilai SS minyak
paling baik dikarenakan, pada sudut 0o wilayah yang terkena pantulan gelombang
sura berasal dari mainlobe. Saat total minyak yang dituangkan 5 L terbentuk lapisan
minyak di permukaan air akan tetapi, saat total minyak yang dituang menjadi 10 L
dan 15 L minyak bergerak ke bawah sehingga lapisan yang terbentuk tidak hanya
di permukaan namun juga di bawah permukaan. Lapisan yang terbentuk tersebut
memiliki ketebalan berurutan sebesar 0.1 cm, 0.4 cm, dan 0.5 cm dengan resolusi
echosounder sebesar 60 cm.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pencemaran
minyak dan nilai SS. Besarnya pengaruh jumlah minyak pada nilai SS untuk sudut
0o sebesar 94 %, untuk sudut 10o sebesar 87 % dan untuk sudut 20o sebesar 84%,
dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan, besarnya pengaruh
konsentrasi minyak pada nilai SS untuk sudut 0o sebesar 92%, untuk sudut 10o
sebesar 85% dan sudut 20o sebesar 81% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa metode akustik dapat
mempresentasikan tingkat pencemaran minyak.
Collections
- MT - Fisheries [3016]