Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorSugema, Iman
dc.contributor.authorMurti, Prima Puspita Indra
dc.date.accessioned2023-07-20T06:17:44Z
dc.date.available2023-07-20T06:17:44Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/122280
dc.description.abstractPengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto. Selain itu, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga merupakan indikator kesejahteraan ekonomi dan memiliki peran penting baik dalam teori maupun studi empiris. Terjadinya pandemi covid-19 memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung dirasakan oleh rumah tangga. Kejadian ini menyebabkan perekonomian mengalami resesi karena turunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak perekonomian. Berubahnya pola konsumsi rumah tangga sebagai akibat dari penyesuaian pembatasan sosial memengaruhi konsumsi rumah tangga. Salah satu upaya untuk pulih dari resesi adalah dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan bantuan sosial yang diberikan pemerintah. Wilayah Pulau Jawa dapat menjadi representasi dari perekonomian nasional baik ditinjau dari segi pengeluaran maupun lapangan usaha/sektor. Total PDRB di Pulau Jawa memiliki share besar mencapai 2/3 dari total PDB Nasional. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang merupakan sumber utama pertumbuhan, sekitar 64 persen merupakan total pengeluaran konsumsi masyarakat di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif statistik untuk menjelaskan pola konsumsi rumah tangga, kondisi kekayaan rumah tangga di Pulau Jawa sebelum dan selama pandemi covid-19. Sementara itu, metode analisis regresi data panel untuk menganalisis dampak kekayaan dan determinan konsumsi rumah tangga di Pulau Jawa sebelum dan selama pandemi covid-19. Metode deskriptif statistik yang digunakan untuk menjelaskan pola konsumsi rumah tangga yaitu dengan metode uji beda rata-rata dua populasi untuk mengetahui perbedaan pola sebelum dan selama pandemi. Selanjutnya, sebelum melakukan analisis data panel, dilakukan pembentukan variabel indeks kekayaan rumah tangga dengan menggunakan metode PCA. Hasil analisis deskriptif menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi yang signifikan untuk komoditas pangan dan minuman jadi, pakaian, pajak, dan keperluan pesta. Kelompok komoditas yang meningkat secara signifikan yaitu pajak, sementara kelompok komoditas yang mengalami penurunan secara signifikan adalah komoditas pangan dan minuman jadi, pakaian, dan keperluan pesta. Selain itu, indeks kekayaan rumah tangga di wilayah yang memiliki share terbesar jasa dalam perekonomian mengalami peningkatan persentase Q5 (rumah tangga kaya) yaitu di Provinsi DKI Jakarta selama pandemi covid-19 terjadi pada tahun 2020 dan 2021. Wilayah yang memiliki share pertanian serta energi dan industri mengalami peningkatan persentase Q1 (rumah tangga miskin) yaitu Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur. Hasil estimasi model konsumsi rumah tangga dengan analisis regresi data panel menunjukkan bahwa variabel pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga dan jumlah penduduk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi total rumah tangga dan konsumsi pangan rumah tangga. Sementara itu, variabel pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang berbeda. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi total rumah tangga, sebaliknya untuk konsumsi pangan rumah tangga memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Variabel dummy krisis ekonomi pada pandemi covid-19 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konsumsi rumah tangga baik konsumsi total dan konsumsi khusus pangan. Wilayah dengan basis pertanian dan industri didominasi persentase rumah tangga yang miskin, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga khususnya untuk komoditas bukan pangan. Peningkatan ini dapat diupayakan dengan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Semakin besar pendapatan yang diterima akan semakin besar alokasi untuk mengkonsumsi barang dan jasa bukan pangan. Konsumsi barang dan jasa bukan pangan seperti barang tahan lama, barang berharga, akan menjadi aset bagi rumah tangga. Pemberian insentif untuk pelaku usaha, peningkatan lapangan pekerjaan, dan pelatihan kerja bagi masyarakat usia produktif dapat menjadi salah satu upaya untuk peningkatan pendapatan yang dimiliki oleh rumah tangga. Kekayaan rumah tangga memiliki dampak yang positif bagi konsumsi rumah tangga. Salah satu upaya dalam mensejahterakan rumah tangga dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan bagi rumah tangga untuk menambah kepemilikan aset. Kemudahan untuk menambah aset seperti emas dengan pembelian mini gold dan program rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu dapat menjadi salah satu solusinya.id
dc.description.abstractHousehold consumption expenditure has a significant contribution to the Gross Domestic Product. In addition, household consumption expenditure is also an indicator of economic well-being and has an essential role in both theory and empirical studies. The Covid-19 pandemic had direct and indirect impacts on households. This incident caused the economy to experience a recession due to reduced household consumption growth as the economy's driving force. Changes in household consumption patterns result from adjustments to social restrictions affecting household consumption. One of the efforts to recover from the recession is to increase household consumption with social assistance provided by the government. The Java Island region can represent the national economy in terms of expenditure and business fields/sectors. The total GRDP in Java Island has a large share reaching 2/3 of the total National GDP. The component of household consumption expenditure, which is the primary source of growth, around 64 percent, is the total consumption expenditure of the people on Java Island. This study uses a statistical descriptive method to explain household consumption patterns and the condition of household wealth in Java Island before and during the Covid- 19 pandemic. Meanwhile, the panel data regression method analyzes the impact of wealth and household consumption determinants in Java before and during the Covid-19 pandemic. The descriptive statistic method used to explain household consumption patterns uses a different test method on the average of the two populations to determine the difference in patterns before and during the pandemic. Furthermore, a household wealth index variable using the PCA method before conducting panel data analysis. The descriptive analysis results show significant changes in consumption patterns for food and beverage commodities, clothing, taxes, and party needs. The commodity group that significantly increased was taxed, while the commodity group that experienced a significant decrease was food and beverage, clothing, and party necessities. In addition, the household wealth index in areas with the largest share of services in the economy has experienced an increase in the percentage of Q5 (wealthy households), namely in DKI Jakarta Province, during the Covid-19 pandemic from 2020 to 2021. Regions with a share of agriculture, energy, and industry experienced an increase in the percentage of Q1 (poor households), namely West Java Province, Central Java Province, DI Yogyakarta Province, and East Java Province. The results of the household consumption model using panel data regression analysis show that the variables of household income, household wealth, and population have a positive and significant effect on total household consumption and household food consumption. Meanwhile, the variable government spending has a different effect. Government spending has a positive and significant effect on total household consumption, while household food consumption has a negative and significant effect. The dummy variable of the economic crisis during the Covid-19 pandemic had a negatif and significant effect on household consumption, both total consumption and consumption, specifically for food. The percentage of poor households dominates regions with agricultural and industrial bases, so efforts are needed to increase household income. It can be done by increasing household consumption, especially for non-food commodities. This increase can be pursued by increasing household income. The greater the income received, the greater the allocation for consuming non-food goods and services. Consumption of nonfood goods and services, such as durable goods and valuables, will become household assets. Providing incentives for business actors, increasing employment opportunities, and job training for people of productive age can be one of the efforts to increase household income. Household wealth has a positive impact on household consumption. One of the efforts to improve the welfare of households can be done by providing convenience for households to increase their asset ownership. The convenience of adding assets such as gold by buying mini gold and a livable housing program for the less fortunate can be one of the solutions.id
dc.description.sponsorshipBadan Pusat Statistikid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePola dan Determinan Konsumsi Rumah Tangga di Pulau Jawa Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19id
dc.title.alternativePatterns and Determinants of Household Consumption in Java Island Before and During Covid-19 Pandemicid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanalisis regresi data panelid
dc.subject.keywordindeks kekayaan rumah tanggaid
dc.subject.keywordkonsumsi total rumah tanggaid
dc.subject.keywordkonsumsi pangan rumah tanggaid
dc.subject.keywordpendapatan rumah tanggaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record