Pola dan Determinan Konsumsi Rumah Tangga di Pulau Jawa Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Date
2023Author
Murti, Prima Puspita Indra
Siregar, Hermanto
Sugema, Iman
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi yang besar terhadap
Produk Domestik Bruto. Selain itu, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga merupakan
indikator kesejahteraan ekonomi dan memiliki peran penting baik dalam teori maupun
studi empiris. Terjadinya pandemi covid-19 memiliki dampak secara langsung dan tidak
langsung dirasakan oleh rumah tangga. Kejadian ini menyebabkan perekonomian
mengalami resesi karena turunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebagai motor
penggerak perekonomian. Berubahnya pola konsumsi rumah tangga sebagai akibat dari
penyesuaian pembatasan sosial memengaruhi konsumsi rumah tangga. Salah satu upaya
untuk pulih dari resesi adalah dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga dengan
bantuan sosial yang diberikan pemerintah. Wilayah Pulau Jawa dapat menjadi
representasi dari perekonomian nasional baik ditinjau dari segi pengeluaran maupun
lapangan usaha/sektor. Total PDRB di Pulau Jawa memiliki share besar mencapai 2/3
dari total PDB Nasional. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang
merupakan sumber utama pertumbuhan, sekitar 64 persen merupakan total pengeluaran
konsumsi masyarakat di Pulau Jawa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif statistik untuk menjelaskan pola
konsumsi rumah tangga, kondisi kekayaan rumah tangga di Pulau Jawa sebelum dan
selama pandemi covid-19. Sementara itu, metode analisis regresi data panel untuk
menganalisis dampak kekayaan dan determinan konsumsi rumah tangga di Pulau Jawa
sebelum dan selama pandemi covid-19. Metode deskriptif statistik yang digunakan untuk
menjelaskan pola konsumsi rumah tangga yaitu dengan metode uji beda rata-rata dua
populasi untuk mengetahui perbedaan pola sebelum dan selama pandemi. Selanjutnya,
sebelum melakukan analisis data panel, dilakukan pembentukan variabel indeks kekayaan
rumah tangga dengan menggunakan metode PCA.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi yang
signifikan untuk komoditas pangan dan minuman jadi, pakaian, pajak, dan keperluan
pesta. Kelompok komoditas yang meningkat secara signifikan yaitu pajak, sementara
kelompok komoditas yang mengalami penurunan secara signifikan adalah komoditas
pangan dan minuman jadi, pakaian, dan keperluan pesta. Selain itu, indeks kekayaan
rumah tangga di wilayah yang memiliki share terbesar jasa dalam perekonomian
mengalami peningkatan persentase Q5 (rumah tangga kaya) yaitu di Provinsi DKI Jakarta
selama pandemi covid-19 terjadi pada tahun 2020 dan 2021. Wilayah yang memiliki
share pertanian serta energi dan industri mengalami peningkatan persentase Q1 (rumah
tangga miskin) yaitu Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta
dan Provinsi Jawa Timur.
Hasil estimasi model konsumsi rumah tangga dengan analisis regresi data panel
menunjukkan bahwa variabel pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga dan
jumlah penduduk, berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi total rumah
tangga dan konsumsi pangan rumah tangga. Sementara itu, variabel pengeluaran
pemerintah memiliki pengaruh yang berbeda. Pengeluaran pemerintah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap konsumsi total rumah tangga, sebaliknya untuk konsumsi
pangan rumah tangga memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Variabel dummy krisis ekonomi pada pandemi covid-19 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konsumsi
rumah tangga baik konsumsi total dan konsumsi khusus pangan.
Wilayah dengan basis pertanian dan industri didominasi persentase rumah tangga
yang miskin, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pendapatan rumah
tangga. Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga
khususnya untuk komoditas bukan pangan. Peningkatan ini dapat diupayakan dengan
meningkatkan pendapatan rumah tangga. Semakin besar pendapatan yang diterima akan
semakin besar alokasi untuk mengkonsumsi barang dan jasa bukan pangan. Konsumsi
barang dan jasa bukan pangan seperti barang tahan lama, barang berharga, akan menjadi
aset bagi rumah tangga. Pemberian insentif untuk pelaku usaha, peningkatan lapangan
pekerjaan, dan pelatihan kerja bagi masyarakat usia produktif dapat menjadi salah satu
upaya untuk peningkatan pendapatan yang dimiliki oleh rumah tangga.
Kekayaan rumah tangga memiliki dampak yang positif bagi konsumsi rumah
tangga. Salah satu upaya dalam mensejahterakan rumah tangga dapat dilakukan dengan
memberikan kemudahan bagi rumah tangga untuk menambah kepemilikan aset.
Kemudahan untuk menambah aset seperti emas dengan pembelian mini gold dan program
rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu dapat menjadi salah satu solusinya. Household consumption expenditure has a significant contribution to the Gross
Domestic Product. In addition, household consumption expenditure is also an indicator
of economic well-being and has an essential role in both theory and empirical studies.
The Covid-19 pandemic had direct and indirect impacts on households. This incident
caused the economy to experience a recession due to reduced household consumption
growth as the economy's driving force. Changes in household consumption patterns result
from adjustments to social restrictions affecting household consumption. One of the
efforts to recover from the recession is to increase household consumption with social
assistance provided by the government. The Java Island region can represent the national
economy in terms of expenditure and business fields/sectors. The total GRDP in Java
Island has a large share reaching 2/3 of the total National GDP. The component of
household consumption expenditure, which is the primary source of growth, around 64
percent, is the total consumption expenditure of the people on Java Island.
This study uses a statistical descriptive method to explain household consumption
patterns and the condition of household wealth in Java Island before and during the Covid-
19 pandemic. Meanwhile, the panel data regression method analyzes the impact of wealth
and household consumption determinants in Java before and during the Covid-19
pandemic. The descriptive statistic method used to explain household consumption
patterns uses a different test method on the average of the two populations to determine
the difference in patterns before and during the pandemic. Furthermore, a household
wealth index variable using the PCA method before conducting panel data analysis.
The descriptive analysis results show significant changes in consumption patterns
for food and beverage commodities, clothing, taxes, and party needs. The commodity
group that significantly increased was taxed, while the commodity group that experienced
a significant decrease was food and beverage, clothing, and party necessities. In addition,
the household wealth index in areas with the largest share of services in the economy has
experienced an increase in the percentage of Q5 (wealthy households), namely in DKI
Jakarta Province, during the Covid-19 pandemic from 2020 to 2021. Regions with a share
of agriculture, energy, and industry experienced an increase in the percentage of Q1 (poor
households), namely West Java Province, Central Java Province, DI Yogyakarta
Province, and East Java Province.
The results of the household consumption model using panel data regression
analysis show that the variables of household income, household wealth, and population
have a positive and significant effect on total household consumption and household food
consumption. Meanwhile, the variable government spending has a different effect.
Government spending has a positive and significant effect on total household
consumption, while household food consumption has a negative and significant effect.
The dummy variable of the economic crisis during the Covid-19 pandemic had a negatif
and significant effect on household consumption, both total consumption and
consumption, specifically for food.
The percentage of poor households dominates regions with agricultural and
industrial bases, so efforts are needed to increase household income. It can be done by increasing household consumption, especially for non-food commodities. This increase
can be pursued by increasing household income. The greater the income received, the
greater the allocation for consuming non-food goods and services. Consumption of nonfood
goods and services, such as durable goods and valuables, will become household
assets. Providing incentives for business actors, increasing employment opportunities,
and job training for people of productive age can be one of the efforts to increase
household income.
Household wealth has a positive impact on household consumption. One of the
efforts to improve the welfare of households can be done by providing convenience for
households to increase their asset ownership. The convenience of adding assets such as
gold by buying mini gold and a livable housing program for the less fortunate can be one
of the solutions.
Collections
- MT - Economic and Management [2885]