dc.description.abstract | Penelitian ini di dorong oleh kenyataan bahwa sektor informal merupakan lapangan kerja yang penting dan nyata dan sebagai manifestasi pertumbuhan kesempatan kerja di Negara Berkembang. Tetapi sektor ini kurang mendapat perhatian akademik maupun dari kalangan Pemerintah, sehingga informasi dan pengembangan potensi, fungsi dan mekanisme kegiatan usaha sektor informal kurang proporsional dan berdaya guna. Pedagang bakso sebagai salah satu jenis usaha sektor informal dijadikan kasus penelitian ini, karena kehadirannya di Salatiga sudah lama, banyak beroperasi dan cukup populer dibandingkan jenis usaha lainnya. Setiap orang mengenal pedagang bakso, kalaupun tidak membeli baksonya setidaknya pernah melihat di jalan-jalan, di pasar dan berbagai tempat lainnya. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui latar belakang sebelum menjadi pedagang bakso; 2) mengetahui proses menjadi pedagang bakso; dan 3) menganalisis bentuk dan mekanisme kegiatan usaha pedagang bakso. Jumlah sampel penelitian ini 30 pedagang bakso yang beroperasi di Salatiga, terdiri atas 18 orang pedagang keliling dan 12 orang pedagang kaki lima. Jumlah ini dipandang cukup atas dasar pertimbangan jumlah pedagang di lapangan yang tidak ada, dan kualitas informasi yang di- pentingkan. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan pengamatan pertisipasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang bakso berasal dari daerah pedesaan di luar kota Salatiga. Sebelum memasuki usaha ini, mereka (dari luar Salatiga) telah bekerja (67,71%), menganggur (26,73%) dan sisanya bersekolah. Alasan mereka memilih pedagang bakso dan Salatiga, karena keinginan/pilihan sendiri, ajakan teman, Salatiga lebih ramai daripada daerahnya, dan ikut keluarga, dekat kampung halaman, mencari pengalaman. Pendeknya, masuknya mereka ke dunia "perbakso-an" karena sulitnya lapangan kerja dan terbatasnya keahlian ditunjang oleh mudahnya memasuki usaha bakso. Unive Pedagang yang berasal dari Salatiga (16,75), kegiatan sebelum menjadi pedagang bakso, ialah sebagai penjual es potong, petani penggarap, menganggur/belum bekerja, dan bersekolah sambil rewang/belajar pada orang tua yang bekerja sebagai pedagang bakso. Dalam proses menjadi pedagang bakso, seseorang dapat dengan mudah, murah dan cepat memperoleh keterampilan. usaha tanpa biaya "pendidikan", atau persyaratan lainnya yang menyusahkan calon pedagang. | id |