dc.description.abstract | Pengolahan tanah berlebihan di daerah tropika basah dapat menimbulkan dampak negatif yang cukup besar, seperti meningkatnya erosi, dekomposisi bahan organik dan pencucian hara, sehingga mengakibatkan kemerosotan produktifitas tanah yang pada gilirannya menurunkan pendapatan usahatani. Sebaliknya penerapan sistem tanpa olah tanah atau olah tanah secara minimum berperan terhadap bertambahnya mulsa dipermukaan tanah yang dapat menekan aliran permukaan, erosi dan meningkatkan pendapatan usahatani melalui rendahnya input produksi. Beberapa kendala dalam usaha pemanfaatan lahan kering yaitu rendahnya produktifitas tanah dan rendahnya modal serta teknologi petani. Dengan demikian penerapan sistem monokultur dengan pengolahan tanah intensif terasa masih kurang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pertanaman terhadap aliran permukaan, erosi, perbedaan kadar hara dan pendapatan usahatani.
Percobaan lapang dilakukan di Kebun Percobaan Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada Inceptisol sejak bu lan Oktober 1992 sampai dengan Juli 1993.
Penelitian lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor perlakuan dengan tiga kelompok kemiringan lereng yaitu 4 %, 6 % dan 10 %. Faktor pertama adalah sistem olah tanah yaitu tanpa olah tanah (Oo), olah tanah minimum (01X) dan olah tanah konvensio- nal (02X). Faktor kedua adalah sistem pertanaman yaitu tumpangsari (T), monokultur kedelai (K) dan monokultur jagung (J). Bera dipakai sebagai kontrol untuk mengetahui pengaruh kombinasi sistem olah tanah dan pertanaman yang semuanya dilaksanakan pada musim tanam pertama (MT 1) dan evaluasinya setelah musim kedua (MT II)…dst | id |