Estimasi Emisi Kebakaran Hutan dan Lahan pada Periode Wabah COVID-19 di Kabupaten Siak Provinsi Riau
Date
2023Author
Mustofa, Muhammad Hidayatul
Syaufina, Lailan
Puspaningsih, Nining
Metadata
Show full item recordAbstract
Di Indonesia, faktor alam maupun manusia dapat menyebabkan kebakaran
hutan dan lahan. Namun, faktor manusia memiliki kontribusi yang lebih signifikan
dalam menyebabkan kebakaran hutan. Kabupaten Siak, Provinsi Riau, memiliki
lahan gambut yang cukup luas. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di lahan
gambut di Kabupaten Siak 100% disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pada penelitian ini, dilakukan estimasi emisi yang disebabkan oleh kebakaran
hutan dan lahan di Kabupaten Siak pada tahun ketika Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) diberlakukan akibat wabah COVID-19 dan pada tahun tanpa adanya
wabah COVID-19. Kebijakan PSBB pada tahun 2020 membatasi aktifitas manusia,
termasuk di sektor industri, pertanian, dan perkebunan. Namun, besaran emisi yang
dihasilkan oleh kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Siak pada tahun
diterapkannya PSBB belum diketahui. Oleh karena itu, diperlukan estimasi untuk
menghitung luas area yang terbakar serta emisi yang dihasilkan oleh kebakaran
hutan dan lahan di lokasi penelitian pada dua periode waktu yang berbeda.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengestimasi luas area yang terbakar
dalam kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2018 dan 2020 di Kabupaten Siak,
Provinsi Riau, dengan menggunakan pendekatan spasial, 2) untuk mengestimasi
emisi yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2018 dan 2020
di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Tahun 2019 tidak dipilih dalam penelitian ini karena terjadi fenomena El-
Nino yang mengakibatkan kondisi cuaca ekstrem dan peningkatan kebakaran hutan
yang tidak biasa. Tahun 2020 dipilih karena merupakan tahun terkonfirmasinya
kasus COVID-19 di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, yang memiliki dampak pada
pembatasan aktivitas manusia. Sementara itu, tahun 2018 dipilih sebagai periode
pembanding karena pada tahun tersebut belum diberlakukan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat wabah COVID-19.
Penelitian ini menggunakan data citra satelit, data sampel gambut, dan data
variabel lainnya dari berbagai sumber, untuk melakukan estimasi terhadap luas area
terbakar dan menghitung emisi karbon yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dan
lahan. Dalam pengolahan dan analisis data, fokus penelitian difokuskan pada
estimasi emisi dari below ground biomass (biomassa di bawah permukaan tanah),
sehingga tidak mencakup estimasi emisi dari above ground biomass (biomassa di
atas permukaan tanah).
Penelitian dilakukan di Kabupaten Siak di Provinsi Riau yang terletak pada
koordinat 10°16’30”-00°20’49” Lintang Selatan (LS) dan 100°54’21”-102°10’59”
Bujur Timur (BT). Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2020-
Desember 2020. Adapun pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan Januari
2021-Desember 2022.
Penentuan nilai estimasi emisi dalam penelitian ini menggunakan teknologi
penginderaan jauh. Estimasi luas area karhutla dilakukan menggunakan dua
metode, yakni metode visual dan digital (Normalized Burn Ratio (NBR)). Pada
penelitian ini dilakukan pengelolaan data hotspot dengan confidence level tinggi
yang diverifikasi dengan pengecekan lapangan (ground check) dan penggunaan
data sekunder dari Daops Manggala Agni Sumatra VI/Siak untuk meningkatkan
akurasi hasil penelitian.
Metode perhitungan estimasi emisi dilakukan menggunakan beberapa
variabel, yaitu berat jenis gambut, kedalaman gambut terbakar, massa bahan bakar
yang tersedia untuk pembakaran, kandungan karbon organik, faktor emisi, faktor
pembakaran, luas area terbakar tahun 2018 (metode visual dan digital), serta luas
area terbakar tahun 2020 (metode visual dan digital).
Untuk memastikan adanya kebakaran hutan, pengamatan lokasi dilakukan di
areal bekas kebakaran. Berdasarkan analisis visual, luas kebakaran tahun 2020
adalah 459,71 ha, dibandingkan tahun 2018 seluas 1.046,15 ha. Jika dibandingkan
dengan temuan analisis digital, luas kebakaran tahun 2020 diperkirakan seluas
302,79 ha, sedangkan tahun 2018 diperkirakan seluas 905,39 ha.
Estimasi emisi karhutla pada tahun 2018 dengan metode viisual sebesar
4699,98 ton CO2 dan dengan metode digital sebasar 4067,59 ton CO2. Estimasi
emisi karhutla pada tahun 2020 dengan metode visual sebesar2065,31 ton CO2 dan
dengan metode digital sebesar 1360,33 ton CO2. Dengan menggunakan input
variabel luas karhutla metode visual, nilai estimasi emisi karhutla tahun 2020
berkurang sebesar 56,34% dibandingkan tahun 2018. Sedangkan jika menggunakan
input variabel luas karhutla metode digital, estimasi emisi kebakaran hutan pada
tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 66,56% dibandingkan tahun 2018.
Pembatasan aktivitas manusia ditengarai menjadi penyebab berkurangnya luas
kebakaran hutan. In Indonesia, both natural and human factors can cause forest and land fires.
However, the human factor has a more significant contribution in causing forest
fires. Siak District, Riau Province, has a large area of peatland. Forest and land fires
that occur on peatlands in Siak Regency are 100% caused by human activities.
In this study, estimates of emissions caused by forest and land fires in Siak
Regency were carried out in years when Large-Scale Social Restrictions (PSBB)
were imposed due to the COVID-19 outbreak and in years without a COVID-19
outbreak. The Large-Scale Social Restrictions policy in 2020 limits human
activities, including in the industrial, agricultural and plantation sectors. However,
the amount of emissions caused by forest and land fires in Siak Regency in the year
the PSBB was implemented is unknown. Therefore, estimates are needed to
calculate the area burned and the emissions produced by forest and land fires at the
study site in two different time periods.
The objectives of this study are: 1) to estimate the area burned in forest and
land fires in 2018 and 2020 in Siak District, Riau Province, using spatial approach,
2) to estimate emissions produced by forest and land fires in 2018 and 2020 in Siak
Regency, Riau Province.
The year 2019 was not chosen in this study due to the El-Nino phenomenon
which resulted in extreme weather conditions and an unusual increase in forest fires.
2020 was chosen because it was the year the COVID-19 case was confirmed in Siak
District, Riau Province, which had an impact on limiting human activity.
Meanwhile, 2018 was chosen as the comparison period because that year the PSBB
policy had not been implemented due to the COVID-19 outbreak.
This research utilizes satellite imagery data, peat sample data, and other
variable data from various sources, to estimate the burned area and calculate the
carbon emissions produced by forest and land fires. In data processing and analysis,
the research focus is focused on estimating emissions from below ground biomass,
so it does not include estimating emissions from above ground biomass.
The research was conducted in Siak Regency, Riau Province, which is located
at coordinates 10°16'30"-00°20'49" South Latitude (S) and 100°54'21"-102°10'59"
East Longitude (E). In this study, data collection was carried out in July 2020-
December 2020. Data processing and analysis was carried out in January 2021-
December 2022.
The determination of the estimated value of emissions in this study used
remote sensing technology. The estimation of the area of karhutla was carried out
using two methods, namely visual and digital methods (Normalized Burn Ratio
(NBR)). In this study, hotspot data management was carried out with high
confidence level hotspots which was verified by ground checks and the use of
secondary data from Daops Manggala Agni Sumatra VI/Siak to improve the
accuracy of the research results.
The emission estimation calculation method uses several variables, namely
peat specific gravity, burning peat depth, mass of fuel available for combustion,
organic carbon content, emission factor, combustion factor, burned area in 2018
(visual and digital methods), and area 2020 burned areas (visual and digital
methods).
To ensure the presence of forest fires, site observations were carried out in
burnt areas. Based on visual analysis, the area of the fires in 2020 was 459.71 ha,
compared to 2018 which was 1,046.15 ha. When compared with the findings of
digital analysis, the area of the fires in 2020 is estimated to be 302.79 ha, while in
2018 it is estimated to be 905.39 ha.
In 2018, forest and land fire emissions were estimated to be 4699.98 tons of
CO2 by the visual method and 4067.59 tons of CO2 by the digital method. Forest
and land fire emissions in 2020 are estimated to be 2065.31 tons of CO2 using the
visual method and 1360.33 tons of CO2 using the digital method. The estimated
value of forest and land fire emissions in 2020 is reduced by 56.34% when the input
variable visual method burnt area is used, compared to 2018. Meanwhile, using the
digital method burnt area as an input variable, the estimated emission of forest fires
in 2020 has decreased by 66.56% compared to 2018. Human activity restrictions
are suspected to be the cause of the reduced area of forest fires.