Analisis Tutupan Lahan, Tingkat Perkembangan, dan Tipologi Wilayah Provinsi Jawa Tengah Berbasis Indeks Keberlanjutan Pembangunan
Date
2023Author
Wardana, Ardiansyah
Pravitasari, Andrea
Panuju, Dyah Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menjadi salah satu faktor pemicu
dinamika perubahan tutupan lahan dan perkembangan wilayah di Provinsi Jawa
Tengah. Ekspansi perkotaan dan perkembangan wilayah yang tidak direncanakan
dengan baik akan mengancam keberlanjutan pembangunan. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) Mengidentifikasi jenis tutupan lahan dan pola perubahan tutupan lahan
(2) Mengidentifikasi tingkat perkembangan wilayah setiap kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah; (3) Menganalisis tingkat keberlanjutan pembangunan
ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan; dan (4) Menganalisis
tipologi wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan indeks
keberlanjutan pembangunan. Penelitian ini menggunakan data tutupan lahan yang
bersumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, data potensi desa,
dokumen Provinsi Dalam Angka, dan peta administrasi Jawa Tengah. Perubahan
tutupan lahan diidentifikasi dengan overlay data tutupan lahan tahun 2014 dan 2019
menggunakan QGIS. Tingkat perkembangan wilayah diidentifikasi dengan
skalogram. Indeks keberlanjutan pembangunan dibangun dengan Factor Analysis
(FA) menggunakan Statistica 10, sedangkan tipologi wilayah diidentifikasi dengan
cluster analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi dinamika perubahan
tutupan hutan di Provinsi Jawa Tengah, dimana dalam waktu lima tahun (2014-
2019) terjadi penurunan luas hutan yang sangat signifikan dari sekitar 1 juta ha
menjadi 550 ribu ha. Sementara itu, luas lahan pertanian nonsawah dan lahan
terbangun mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 312 ribu ha dan 164
ribu ha. Selain itu, terjadi peningkatan indeks perkembangan wilayah di
kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah. Secara umum indeks keberlanjutan pada
dimensi ekonomi lebih rendah dibandingkan indeks keberlanjutan sosial dan
lingkungan. Selanjutnya, hasil analisis klaster menunjukkan bahwa sekitar 60,31%
wilayah di Provinsi Jawa Tengah memiliki indeks keberlanjutan yang rendah. Hasil
analisis tipologi wilayah ini dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk
menyusun kebijakan/ program dalam rangka mewujudkan tercapainya
pembangunan yang berkelanjutan.
