Show simple item record

dc.contributor.advisorGonarsyah, Isang
dc.contributor.advisorAnwar, Affendi
dc.contributor.advisorPakpahan, Agus
dc.contributor.authorMahad, Abbas
dc.date.accessioned2023-07-06T14:45:51Z
dc.date.available2023-07-06T14:45:51Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121061
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah: (1) mempelajari alasan petani memilih bentuk pengelolaan tertentu (TRITK atau TRITNK Po atau TRITNK Pr) dalam usahatani tebunya, (2) dan mengkaji dampak pilihan tersebut terhadap tingkat pendapatan dan distribusi pendapatan petani serta penyerapan tenaga kerja. Untuk mengetahui alasan petani, dilakukan pendekatan dengan mengelompokkan petani berdasarkan penguasaan sumberdaya lahan dan kemampuannya dalam penyediaan modal. Sedangkan perhitungan pendapatan petani didekati secara fungsional dengan menghitung biaya fisik kebun dan transaksi pada setiap pola penyaluran hasil. Dari hasil perhitungan ini kemudian diukur tingkat kemerataan serta penyerapan tenaga kerja dari berbagai bentuk pengelolaan usahatani tebu yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa bagian terbesar petani memilih tebu di lahan kering karena komoditas ini dapat menghasilkan pendapatan lebih tinggi dibanding tanaman pangan. Dilain pihak bervariasinya petani memilih bentuk pengelolaan TRIT utamanya karena alasan penguasaan luas lahan dan modal yang berbeda petani golongan lemah memilih TRITK atau TRITNK Pr berturut-turut karena alasan untuk memperoleh kredit atau imbalan Sedangkan golongan ini memilih TRITNK PO karena mendapat dukungan modal dari lembaga peminjaman uang lokal. Petani golongan kuat cenderung memilih TRITNK Po karena dapat menyediakan modal dan memasarkan tebunya secara bebas. Dampak pengusahaan TRIT kecuali pada usaha TRITK I memberikan pendapatan lebih tinggi dibandingkan tanaman pangan. Sedangkan pendapatan petani dari usaha TRITK tidak selalu lebih tingg. albanding TRITNK PO maupun TRITNK Pr. Tingkat keuntungan yang diperoleh petani TRIT dipengaruhi oleh sistem pengelolaan usahatan dan pemasaran hasilnya. Tingkat keuntungan yang tinggi akan diperoleh petani dari sistem pengelolaan usahatani yang menyebabkan minimumnya biaya dan sistem pemasaran tebu yang menyebabkan pendapatan maksimum. Disamping itu dampak tidak langsung dari pengusahaan TRIT kecuali TRITK I memberikan distribusi pendapatan dikalangan petaninya lebih merata dibanding tanaman pangan. Sedangkan distribusi pendapatan dikalangan petani TRITK lebih merata dibanding TRITNK Pr dan TRITNK Pr lebih merata dibanding TRITNK Po. Perbedaan distribusi pendapatan dikalangan petani TRIT dipengaruhi oleh bentuk pengelolaan yang berbeda. Dampak tidak langsung lainnya terhadap masyarakat pedesaan dari pengusahaan TRIT adalah dalam penyerapan tenaga kerja pedesaan yang cukup tinggi. Penyerapan tenaga kerja pada usaha TRITNK Pr lebih tinggi dibanding TRITNK Po maupun TRITK. Perbedaan tersebut karena penggunaan teknologi budidaya tebu yang berbedaid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcField cropsid
dc.subject.ddcSugarcaneid
dc.titleAnalisis ekonomi usaha tebu rakyat tegalan di wilayah kerja pabrik gula Mojo Kabupaten DT II Sragenid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordEconomic analysisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record