| dc.contributor.advisor | Widigdo, Bambang | |
| dc.contributor.advisor | Soewardi, Bambang | |
| dc.contributor.author | Dwiono, Agus | |
| dc.date.accessioned | 2023-07-06T03:45:26Z | |
| dc.date.available | 2023-07-06T03:45:26Z | |
| dc.date.issued | 2018 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120979 | |
| dc.description.abstract | Pengelolaan kualitas air pada pemeliharaan udang vaname (L. vannamei) di
Indonesia masih menitikberatkan pada pengukuran parameter kualitas air seperti
suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, amonia, nitrit, dan alkalinitas. Namun pada
prakteknya, jika parameter kualitas air tersebut sudah dijaga pada rentang nilai
layak, belum menjamin produktivitas akan selalu baik. Produktivitas (kelangsungan
hidup dan pertumbuhan) rendah dapat disebabkan oleh rendahnya kebugaran tubuh
akibat terganggunya proses-proses fisiologis dalam tubuh udang. Udang
memerlukan mineral utama dalam media (Cl-, Na+, SO4
2-, Mg2+, Ca2+, K+) untuk
menjamin keberlangsungan proses-proses fisiologis tersebut. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi hubungan konsentrasi mineral utama media dan kebugaran
serta pertumbuhan udang.
Penelitian dilaksanakan selama satu siklus pemeliharaan (115–118 hari)
dalam media air payau. Kajian ex post-facto dilakukan berdasarkan pengamatan
proses-proses yang terjadi pada 4 kolam dengan padat tebar yang berbeda. Kolam
A dan B memiliki kepadatan 250 udang/m2 sedangkan kolam C dan D 125
udang/m2. Parameter yang diukur adalah konsentrasi mineral media, konsentrasi
glukosa darah (Glc), bobot udang rata-rata (mean body weight/MBW) dan parameter
kualitas air lainnya (suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, amonia, nitrit, dan
alkalinitas). Konsentrasi glukosa darah digunakan sebagai indikator kebugaran
udang. Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate/SGR) dihitung dari data
MBW. Rasio Na/K dan Mg/Ca dihitung dari konsentrasi mineral utama. Hubungan
antara parameter mineral utama dan Glc dievaluasi menggunakan analisis grafik,
korelasi Pearson, dan regresi linear.
Secara keseluruhan kualitas air seluruh kolam pemeliharaan masih dalam
batas layak bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang. Konsentrasi Na+ dan
K+ kolam penelitian lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi kedua mineral
tersebut pada air laut jika diencerkan pada salinitas sampel (konsentrasi standar).
Perbedaan kepadatan antar kolam tidak berpengaruh pada konsentrasi glukosa
darah dan SGR. Konsentrasi glukosa darah secara signifikan berkorelasi negatif
dengan konsentrasi kalium (p <0.01), namun tidak dengan parameter mineral utama
lainnya. Konsentrasi glukosa darah dipengaruhi oleh konsentrasi kalium sesuai
persamaan: Glc = 117 – 0.460K (R2 = 75.46%). Penelitian ini memberikan
rekomendasi bahwa pada pemeliharaan udang vaname pada air payau (salinitas 12-
27 ppt) konsentrasi kalium harus dijaga pada nilai ≥143 mg/L untuk mendapatkan
udang dengan kondisi kebugaran yang baik. Dinamika mineral utama tidak terlihat
pengaruhnya pada pertumbuhan udang. | id |
| dc.description.abstract | Water quality management on shrimp farming especially in Indonesia still
focused on measuring water quality parameters such as pH, dissolved oxygen,
temperature, salinity, ammonia, nitrite, and alkalinity. But in practice, when those
water quality parameters have been maintained at the optimum and minimum range,
productivity was not always high. Low productivity (survival and growth) can be
caused by low fitness due to physiological abnormalities. Shrimp physiological
processes need aqueous major minerals (Cl-, Na+, SO4
2-, Mg2+, Ca2+, and K+) to
function properly. This study aimed to evaluate the relationship between major
mineral concentration and shrimp fitness and growth.
Experiment was conducted within 115-118 days of L. vannamei culture in
brackish water media. Ex post-facto study was done based on observations of four
ponds with two different stocking densities. Pond A and B were stocked by 250
individuals/m2 while pond C and D by 125 individuals /m2. Major mineral
concentration, blood glucose level (Glc), mean body weight (MBW), and other
water quality parameters were measured. The blood glucose level was used as
shrimp fitness indicator. Specific growth rate (SGR) measured from MBW data,
while Na/K and Mg/Ca ratio were calculated from mineral concentrations.
Relationship between Glc and major mineral parameters was analyzed by chart,
Pearson’s correlation, and linear regression analysis.
Overall, water quality parameters were within the optimum level for the
survival and growth of L. vannamei. The concentration of Na+ and K+ of all samples
were below the concentration of those two ions in normal seawater when diluted to
sample salinity (standard concentration). Stocking density did not affect blood
glucose level nor shrimp growth. Blood glucose level significantly has negative
correlation with potassium concentration (p <0.01), but not with other minerals.
Blood glucose level was affected by potassium concentration according to the
equation: Glc = 117 – 0.460K (R2 = 75.46%). This study suggested that at L.
vannamei culture using brackish water (salinity 12-27 ppt), potassium
concentration of the media should be maintained at least 143 mg/L to achieve good
shrimp fitness. The major mineral dynamics did not affect the shrimp growth. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Aquatic Resources | id |
| dc.subject.ddc | Shrimp | id |
| dc.title | Kajian hubungan antara mineral utama media dan kebugaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara pada perairan tertutup | id |
| dc.title.alternative | Study of Relationship between Aqueous Major Minerals and Fitness of Pacific White Shrimp (Litopenaeus Vannamei, Boone) Reared in Enclosed Water Bodies | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Water Quality Management | id |
| dc.subject.keyword | Linear Regression Analysis | id |
| dc.subject.keyword | Blood glucose | id |
| dc.subject.keyword | Brackish water | id |
| dc.subject.keyword | Potassium | id |
| dc.subject.keyword | Stocking density | id |