Analisis integrasi vertikal perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan: Kasus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
View/ Open
Date
2004Author
Haryani, Eny Budi Sri
Monintja, Daniel
Poerwanto, Djoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan umum penelitian adalah mengukur sejauh mana isu-isu lokal terakomodasi dalam program program Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten dan sebaliknya. Tujuan khususnya adalah: (1) membandingkan isi atau substansi Renstra kelautan dan peri kanan, pada tingkat Pemerintah Pusat, Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pacitan; (2) mengidentifikasi dan membandingkan isu lokal untuk pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Pacitan; (3) mengukur gap atau kesenjangan, inkonsistensi, tumpang tindih, paradok atau kontroversial dan konflik diantara Renstra kelautan dan perikanan tingkat pusat, Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan dan perspektif masyarakat (stakeholders) setempat; (4) merumuskan rekomendasi untuk perbaikan: (a) mekanisme atau proses penyusunan Renstra; dan (b) monitoring dan evaluasi pelaksanaan Renstra; (5) merumuskan konsep integrasi vertikal untuk penyusunan Renstra kelautan dan perikanan. Penelitian dilakukan sejak Desember 2002 s/d Juni 2003 untuk pengumpulan data dan Juli 2003 s/d April 2004 untuk pengolahan data dan penulisan hasil. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Analisis isi (Content Analysis); (2) Analisis kesesuaian (Compatibylity Analysis), dan (3) Nodal Analysis. Ketiga analisis tersebut digunakan untuk mengetahui integrasi vertikal keseluruhan dan antar tingkatan Renstra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pendekatan top-down dan bottom-up untuk analisis keseluruhan tingkatan Renstra menunjukkan integrasi program yang lemah. Pendekatan bottom-up menunjukkan integrasi program yang lebih baik dibandingkan top-down. Karena terlihat dari nilai indeks fidelitas rata-rata untuk pendekatan bottom-up lebih besar yaitu 0,95 bila dibanding dengan pendekatan top-down yaitu sebesar 0,94. Gap yang terjadi dengan pendekatan bottom-up juga lebih keeil yaitu 0,19 bila dibandingkan dengan top-down yaitu sebesar 0,44. Distorsi program yang terjadi pada pendekatan bottom-up relatif lebih keci I yaitu 17,7 persen bila dibandingkan dengan pendekatan top-down yaitu 34,7 persen. Penyusunan rencana strategis pembangunan kelautan dan perikanan disarankan agar disusun melalui pendekatan bottom-up. The current issue of marine and fisheries development planning is un-integrate vertically. Therefore analyses of vertical integration to all level of strategic plan is needed. General objective of this research is to analyze vertical integration of the strategic plan of marine and heries development and formulating recommendation needed Specific objectives of this search were: (1) to analyze the content of strategic plan; (ii) to analyze gap between programs strategic plan documents: (i) to formulate recommendations: (iv) to formulate vertical gration system of strategic plan on marine and fisheries. This research was conducted starting December 2002 to June 2003 for data collecting and from July 2003 to April 2004 for data lyses and preparing draf. The method of analyses consist of: (a) content analysis, (b) Compatibility analyses, and (c) nodal analyses. The result shows that: (1) top-down and bottom-up pproaches to analyze all of level strategic plan and in between level, generally shown weak vertical integration; (2) bottom-up approach is better than top-down approach. Mean value of fidelity index of bottom-up approach is higher (0,95) than top-down approach (0.94). Gap of bottom-up approach lower (0,19) than top-down approach (0,44). Distortion of program by bottom-up approach relatively lower (17,7%) than top-down approach (34, %). It is recommended to prepare standard of strategic plan formulation using bottom-up approach
Collections
- MT - Fisheries [2947]