Show simple item record

dc.contributor.advisorAnwar, Affencli
dc.contributor.advisorSaefulhakim, R. Sunsun
dc.contributor.advisorSoenarto
dc.contributor.authorSoepadmo WS, Gatoet;
dc.date.accessioned2023-06-19T13:53:45Z
dc.date.available2023-06-19T13:53:45Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119536
dc.description.abstractJakarta sebagai Ibukota Negara R.I. merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, industri, budaya, wisata dan sebagainya. Dengan fungsi seperti itu kota Jakarta mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat baik secara alami maupun nugras1. Urbanisasi sebenamya adalah suatu gejala umum yang dialami baik oleh negara maju maupun negara berkembang. Urbanisasi barn menjadi masalah ketika perpindahan itu menimbulkan masalah sosial baik bagi penduduk kota yang didatangi maupun bagi si pendatang, atau jika urbanisasi yang tinggi dalarn waktu yang relatif singkat tidak disertai oleh penyediaan fasilitas sosial berupa perumahan, tempat pendidikan, pelayanan rohani dan tempat rekreasi yang memadai. Kaum migran yang pada umurnnya hanya mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan pendapatan yang rendah menyebabkan mereka hanya marnpu memasuki pasar kerja yang bersifat informal. Akibatnya mereka banyak menempati rumah tinggal yang jauh dari syarat-syarat planologis dan kesehatan (kampung­ karnpung kumuh). Bagi kota Jakarta urbanisasi ini telah menimbulkan problem sosial di kota yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan dibidang ketertiban dan keamanan. Program Perbaikan Karnpung adalah upaya Pemerintah OKI-Jakarta untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat karnpung. Pada awalnya (Pelita I s/d Pelita IV) Program Perbaikan Kampung yang biasa disebut Proyek Muhammad Husni Thamrin (PMHT) lebih memperhatikan keadaan lingkungan fisik penduduk dengan dasar asumsi bahwa perubahan lingkungan fisik suatu masyarakat akan berpengaruh ganda terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat, atau pembangunan prasarana dan sarana fisik akan diikuti oleh perubahan-perubahan sosial ekonomi secara adaptif. Program Perbaikan Kampung seperti ini kemudian disebut PMHT-1 dan PMHT-11. Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada lokasi wilayah sasaran program, dimana PMHT-11 lebih ditujukan pada zona wilayah-wilayah rawan banjir dan daerah sepanjang aliran sungai, sedangkan PMHT-1 lebih ditujukan untuk memperbaiki fisik lingk:ungan agar lebih baik dari kondisi semula dan yang lebih ditekankan pada pembangunan kebutuhan-kebutuhan yang mendasar dan strategis dalam batas lingkup dst...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSocial welfareid
dc.subject.ddcSocial changeid
dc.subject.ddcUrbanizationid
dc.titlePengaruh Program Perbaikan Karnpung terhadap Perkembangan Wilayah, Produktivitas Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat DKI­Jakarta.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordProduktivitas Kerjaid
dc.subject.keywordDKI­ Jakartaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record