| dc.description.abstract | Gagasan pokok penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), yang bertumpu pada desa adat di Bali, dapat ditentukan oleh aspek sosial, dan bukan semata-mata berdasarkan aspek ekonomi seperti yang ditentukan BPD Bali, sebagai Badan Pembina Teknis Perkreditan LPD. Aspek sosial keberhasilan LPD, dapat ditentukan berdasarkan tingkat partisipasi anggota desa adat (jumlah anggota/KK adat) terhadap setiap kegiatan LPD. Berdasarkan aspek sosial keberhasilan LPD, dapat dibandingkan LPD yang keberhasilannya bertolak-belakang, yaitu LPD Kurang Berhasil (LPD-KB) dan LPD Berhasil (LPD-B). Partisipasi anggota terhadap LPD dipengaruhi oleh faktor penyebab partisipasi dan status sosial ekonomi anggotanya. Faktor penyebab partisipasi meliputi faktor adat, ekonomi, pemimpin dan faktor lainnya, sedangkan status sosial ekonomi anggota meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Karenanya, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan faktor penyebab partisipasi dan status sosial anggota antara LPD-B dengan LPD-KB.
Dengan mempergunakan teknik sampling yang disebut Double sampling (Penarikan contoh Bertahap-ganda atau Gerombol), maka diperoleh secara acak LPD-sampel: LPD Desa Adat Tangeb dan Lambing (sampel LPD-B) serta LPD Desa Adat Mambal dan Sembung (sampel LPD-KB). Sampel anggota, yang juga ditentukan secara acak minimal 10 % dari setiap LPD-sample, totalnya berjumlah 279 responden. Data yang dikumpulkan dengan kuisioner, wawancara dan observasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi Square Dua Sampel Independen dan tabulasi silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tampak ada kecenderungan bahwa anggota akan berpartisipasi terhadap LPD karena alasan adat apabila mempunyai pendapatan lebih. Akan tetapi apabila sisa pendapatannya kurang, maka pertimbangan adatnya akan melemah dan pertimbangan ekonominyalah yang menonjol dalam berpartisipasi terhadap LPD...dst | id |
