Penyakit Tungro di Indonesia: Deteksi, Keragaman Genetika, dan Peta Kesesuaian Varietas Tahan
View/ Open
Date
2016Author
Ladja, Fausiah T.
Hidayat, Srihendrastuti
Damayanti, Tri Asmira
Rauf, Aunu
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit tungro, yang disebabkan oleh infeksi Rice tungro bacilliform virus
(RTBV) dan Rice tungro spherical virus (RTSV), masih merupakan salah satu penyakit
penting pada tanaman padi di Indonesia. Selain itu, penyakit yang ditularkan oleh
wereng hijau secara semipersisten ini masih menjadi salah satu faktor pembatas
peningkatan produksi. Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini pada stadia awal
pertumbuhan padi mampu menyebabkan kehilangan hasil hingga 90%, dan tak jarang
menyebabkan tanaman menjadi puso. Hingga saat ini penyakit tungro dilaporkan telah
menyerang pertanaman padi di 27 propinsi dengan luas serangan penyakit selama tahun
2012 mencapai 6441 ha dan puso 151 ha. Penggunaan varietas tahan merupakan salah
satu teknik pengendalian yang efektif. Namun kurangnya jumlah varietas tahan tungro
spesifik lokasi yang sesuai dengan preferensi petani, menyebabkan aplikasi di lapangan
agak sulit dilakukan. Selain itu, informasi keragaman genetika virus tungro, khususnya
isolat Indonesia, masih sangat terbatas. Berdasarkan hal tersebut perlu dipelajari faktorfaktor
yang memengaruhi keberadaan penyakit tungro di lapangan, dan informasi
mengenai keragaman genetika virus tungro yang sangat penting dalam pengembangan
strategi pengendalian virus tungro. Pengembangan teknik deteksi cepat dan akurat
perlu dilakukan untuk memudahkan pengambilan keputusan pengendalian penyakit di
lapangan.
Survei yang dilakukan di beberapa lokasi pertanaman padi di Indonesia
menunjukkan bahwa penyakit tungro masih menjadi penyakit penting. Penyakit tungro
telah meluas terutama di sentra produksi padi. Penyebaran virus tungro sangat
bergantung pada jenis varietas yang dibudidayakan, pola tanam, keberadaan serangga
vektor dan sumber inokulum, serta pengelolaan budidaya tanaman padi. Hasil survei
menunjukkan spesies gulma yang ditemukan di sekitar persawahan di beberapa lokasi
di Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi
Utara, dan Sumatera Selatan berperan menjadi inang alternatif virus tungro. Infeksi
RTBV berhasil dideteksi dari enam spesies gulma (F miliacea, C. iria, M vagina/is,
L. octovalvis, S. zeylanica, D. sanguinalis, dan E. crusgalli), dan infeksi RTSV berhasil
dideteksi dari tiga spesies gulma (F miliacea, L. octovalvis, dan D. sanguinalis).
Sanitasi gulma sebelum bertanam padi dinilai sebagai tindakan yang diperlukan dalam
pengendalian penyakit tungro. Tungro disease, caused by double infection of Rice tungro bacilliform virus
(RTBV) and Rice tungro spherical virus (RTSV), is still considered as an important
rice disease in Indonesia. Rice production is affected by this disease, yield loss
caused by infection of this viruses in the early stages ofrice growth may even reach
90%. Disease spread is dependent on its insect vector, green leafhopper, by
semipersistent manner. Distribution of this disease in Indonesia is reported from
27 provinces with affected area of 6441 ha and 151 hapuso in 2012. The use of
resistant varieties is one of the effective management techniques. However, the
number of site-specific tungro resistant varieties that suitable with the farmer
preferences still limited, so applications in the field is rather difficult to do. In
addition, knowledge on genetic variability of tungro virus in Indonesia is very
limited. Therefore, it becomes necessary to study all factors influencing the
incidence of tungro virus in the field, and information on genetic variability of
tungro virus in order to develop disease management strategy. Improvement on
detection method of tungro virus also required to assist controlling the disease.
Tungro disease still became one of the most important rice disease in
Indonesia based on survey conducted in 2013. Tungro disease has spread widely,
both in rice production or in non-rice production regions. Virus spread is affected
by rice cultivated varieties, planting pattern, the present of insect vector and
inoculum source, and management of rice fields. Tungro virus was detected from
weed species found in the rice field in West Java, Bali, West Nusa Tenggara, South
Sulawesi, West Sulawesi, North Sulawesi, and South Sumatera. This finding
indicated the potential of weed species as alternative hosts for tungro virus.
Infection of RTBV was detected from 6 weed species (F. miliacea, C. iria, M
vagina/is, L. octovalvis, S. zeylanica, D. sanguinalis, dan E. crusgalli); whereas
infection of RTSV was detected from 3 weed species (F. miliacea, L. octovalvis,
dan D. sanguinalis). Sanitation prior to rice planting is recommended to eradicate
source of virus inoculum.
Collections
- DT - Agriculture [728]