Show simple item record

dc.contributor.authorPurwanti, Dewi
dc.date.accessioned2010-05-05T03:43:06Z
dc.date.available2010-05-05T03:43:06Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11926
dc.description.abstractDengan adanya kebijakan otonomi daerah maka daerah dituntut untuk dapat menemukan dan mengembangkan potensi ekonomi unggulannya sehingga daerah dapat berupaya mengoptimalkan kinerjanya agar potensi ekonomi unggulan tersebut dapat termanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muara Enim mencapai 5,67 persen namun pertumbuhan kesempatan kerja hanya mencapai 2,28 persen. Pertumbuhan Ekonomi yang tidak diiringi dengan pertumbuhan kesempatan kerja ini dapat menjadi masalah yang serius dalam proses pembangunan ekonomi suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sektor-sektor ekonomi apa saja yang menjadi unggulan yang dapat menyerap tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan analisis Location Quotient (LQ), Model Rasio Pertumbuhan (MRP), dan Overlay. Sedangkan untuk melihat daya serap tenaga kerja digunakan analisis elastisitas dan koefisien tenaga kerja. Selama periode 2005-2008, Kabupaten Muara Enim memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif. Pertumbuhan ekonomi secara positif terjadi hampir di seluruh sektor ekonomi. Sedangkan struktur ekonomi pada periode yang sama menunjukkan ciri struktur primer. Kontribusi sektor pertanian dan sektor pertambangan masih dominan dalam pembentukkan PDRB. Selain itu, dari sisi ketenagakerjaan terlihat bahwa sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten Muara Enim terserap pada lapangan kerja primer terutama sektor pertanian. Secara keseluruhan, sektor ekonomi yang menjadi unggulan berdasarkan kontribusi dan pertumbuhan dilihat dari sisi penciptaan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan bila dilihat dari stuktur ekonomi tanpa migas, maka sektor pertanian juga menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Muara Enim selain sektor pertambangan dan penggalian. Selama periode 2005-2008, kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen menyebabkan penurunan daya serap tenaga kerja di sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini berarti tingkat penyerapan tenaga kerja pada tahun 2008 lebih rendah dibanding tahun 2005. Namun demikian, kedua sektor tersebut mempunyai produktivitas tenaga kerja yang semakin meningkat yang ditandai dengan nilai koefisien tenaga kerja yang semakin menurun. Penurunan ini mengindikasikan adanya tahapan kemajuan perekonomian suatu daerah dari tradisional menuju industri. Namun di sisi lain, penurunan ini berdampak tidak baik dalam hal penyerapan tenaga kerja karena akan mengakibatkan pengangguran yang semakin tinggi di kedua sektor ini. Pengembangan terhadap sektor-sektor unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja tinggi harus menjadi fokus utama pemerintah. Namun, pengembangan sektor unggulan tersebut hendaknya tidak mengabaikan sektor-sektor ekonomi lainnya yang masih mempunyai kemungkinan untuk berkembang di masa yang akan datang. Pengembangan tersebut hendaknya dilakukan secara lintas sektoral, terintegrasi, dan konsisten.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Sektor Unggulan dalam Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record