Penggunaan Meat and Bone Meal (MBM) sebagai Sumber Protein Utama dalam Pakan untuk Pembesaran Ikan Nila Oreochromis niloticus.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efisiensi pakan dan kinerja pertumbuhan ikan nila Oreochromis niloticus yang diberi pakan komersil dengan pakan berbahan baku meat and bone meal (MBM). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Oktober sampai bulan November 2008. Wadah penelitian yang digunakan berupa akuarium dengan dimensi 60 x 40 x 40 cm sebanyak 9 buah dilengkapi aerasi dan Thermostat pada setiap akuarium. Air yang digunakan sebagai media pemeliharaan berasal dari air sumur yang telah diendapkan dan diaerasi selama 24 jam. Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila yang diperoleh dari Sukabumi dengan bobot rata-rata adalah 63,56 ± 2,96 gram dan kepadatan 2 gram / liter. Pakan perlakuan yang digunakan berupa pakan pelet yang terdiri dari pakan komersil (Pakan A), pakan MBM 25% (Pakan B), dan pakan MBM 50% (Pakan C). Kadar protein pakan A adalah 28,5%, untuk pakan B 29,5% dan pakan C 29,45%. Ikan diberi pakan sampai kenyang (at satiation) dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pukul 08.00 pagi, 12.00 siang, dan 16.00 sore. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 40 hari dengan melakukan sampling 10 hari sekali. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan dilakukan analisis ragam, dan bila ada perbedaan nyata antara perlakuan dilakukan uji beda nyata Duncan. Parameter yang diamati adalah efisiensi pakan, laju pertumbuhan harian, retensi protein, retensi lemak, hepato somatik indeks, dan kelangsungan hidup (SR). Parameter kualitas air yang diuji adalah suhu, pH, daya larut oksigen (DO), alkalinitas, dan amonia (NH3). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa efisiensi pakan antara perlakuan pakan A, B dan C berbeda nyata (P > 0,05). Laju pertumbuhan harian menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan C terhadap perlakuan A dan B. Sedangkan untuk retensi protein dan retensi lemak antara perlakuan A dan perlakuan B tidak berbeda nyata, dan berbeda nyata pada perlakuan C. Nilai hepato somatik indeks dan kelangsungan hidup menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara tiga perlakuan pakan. Efisiensi pakan perlakuan A adalah 44,40 ± 5,12%, perlakuan B sebesar 66,07 ± 15,85%, dan perlakuan C sebesar 13,83 ± 5,98%. Laju pertumbuhan bobot harian masing-masing perlakuan adalah 0,96 ± 0,11% (A), 0,93 ± 0,20% (B), dan 0,35 ± 0,16% (C). Retensi protein pada perlakuan A adalah 36,54 ± 8,78 %, untuk perlakuan B adalah 44,13 ± 10,63 %, dan perlakuan C adalah sebesar 11,18 ± 6,38 %. Retensi lemak perlakuan A adalah 51,04 ± 26,40 %, untuk perlakuan B 62,64 ± 30,29 %, dan 9,21 ± 3,25 % untuk perlakuan C. Nilai hepato somatik indeks untuk perlakuan A adalah 1,84 ± 0,49, untuk perlakuan B adalah 1,46 ± 0,13 dan untuk perlakuan C adalah 1,52 ± 0,15. untuk parameter kelangsungan hidup (SR) menunjukkan nilai 100 % ± 0,00 dan tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan. Hasil pengamatan pada parameter penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa perlakuan pakan MBM 25% memberikan nilai yang lebih bagus untuk parameter efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak serta Hepato soamtik indeks dibandingkan dengan perlakuan pakan komersil dan pakan MBM 50%.