Show simple item record

dc.contributor.advisorSyamsun, Muhammad
dc.contributor.advisorKadarisman, Darwin
dc.contributor.authorLasima, Wisriati
dc.date.accessioned2023-06-14T07:28:52Z
dc.date.available2023-06-14T07:28:52Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119189
dc.description.abstractUdang merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor perikanan karena sampai saat ini ekspor udang Indonesia telah banyak mendatangkan devisa bagi negara. Udang vannamei (litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari Pantai barat Meksiko ke arah selatan hingga daerah Peru. Sejak 4 tahun terakhir, budidaya udang ini mulai merebak dengan cepat di kawasan Asia seperti Taiwan, China, dan Malaysia, bahkan kini di Indonesia. Kehadiran udang vannamei diakui sebgai penyelamat dunia pertambakan udang Indonesia. Para petambak mulai bergairah lagi, begitu juga dengan para pembenihan udang lainnya. Awal mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di Jawa timur. Udang jenis vannamei diharapkan bisa menjadi komoditas ekspor utama di Jawa Timur pada tahun 2010, menyusul tingginya permintaan di pasaran luar negeri. Petambak di Jawa timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90 persen petambak mengganti komoditas budidaya udang windu menjadi udang vannamei. Saat ini, udang vannamei yang berasal dari Sidoarjo selain berhasil menembus pasaran Jepang dan Taiwan, juga mulai diminati masyarakat Eropa dan Amerika Serikat yang dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan. Di propinsi Jawa Timur terdapat beberapa kabupaten penghasil udang vannamei dengan kualitas ekspor. Kabupaten itu di antaranya Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan juga Banyuwangi. Saat ini kegiatan usaha budidaya udang diarahkan untuk dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan mulai dari kegiatan pembenihan sampai dengan pembesarannya. Artinya, mutu benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya sehingga dalam kegiatan usaha pembenihan harus menerapkan teknik pembenihan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta menerapkan manajemen mutu perbenihan yaitu Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) atau Good Hatchery Practices (GHP). Saat ini kegiatan usaha budidaya udang diarahkan untuk dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan mulai dari kegiatan pembenihan sampai dengan pembesarannya. Artinya, mutu benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya sehingga dalam kegiatan usaha pembenihan harus menerapkan teknik pembenihan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta menerapkan manajemen mutu perbenihan yaitu Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) atau Good Hatchery Practices (GHP). Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas serta berkembangnya isuisu internasional akhir-akhir ini, menimbulkan tantangan multi dimensi yang harus dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya udang, antara lain : (1) perdaganganan global yang sangat kompetitif, (2) ketatnya persyaratan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara-negara pengimpor, (3) tuntutan konsumen dalam dan luar negeri terhadap mutu, penganekaragaman jenis, bentuk produk dan cara penyajian, dan (4) tuntutan untuk melaksanakan tatacara budidaya ikan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsible and sustainable aquaculture) (Anonymous, 2006)....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcQuality managementid
dc.titleKajian Tingkat Penerapan Manajemen Mutu pada UMKM Pembenihan Udang di Jawa Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordquality managementid
dc.subject.keywordSMEsid
dc.subject.keywordseedid
dc.subject.keywordshrimpid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record