Kajian Tingkat Penerapan Manajemen Mutu pada UMKM Pembenihan Udang di Jawa Timur
View/ Open
Date
2010Author
Lasima, Wisriati
Syamsun, Muhammad
Kadarisman, Darwin
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor perikanan
karena sampai saat ini ekspor udang Indonesia telah banyak mendatangkan devisa
bagi negara. Udang vannamei (litopenaeus vannamei) merupakan udang asli
perairan Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari Pantai barat Meksiko ke
arah selatan hingga daerah Peru. Sejak 4 tahun terakhir, budidaya udang ini mulai
merebak dengan cepat di kawasan Asia seperti Taiwan, China, dan Malaysia,
bahkan kini di Indonesia. Kehadiran udang vannamei diakui sebgai penyelamat
dunia pertambakan udang Indonesia. Para petambak mulai bergairah lagi, begitu
juga dengan para pembenihan udang lainnya.
Awal mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di Jawa timur. Udang
jenis vannamei diharapkan bisa menjadi komoditas ekspor utama di Jawa Timur
pada tahun 2010, menyusul tingginya permintaan di pasaran luar negeri. Petambak
di Jawa timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90 persen
petambak mengganti komoditas budidaya udang windu menjadi udang vannamei.
Saat ini, udang vannamei yang berasal dari Sidoarjo selain berhasil menembus
pasaran Jepang dan Taiwan, juga mulai diminati masyarakat Eropa dan Amerika
Serikat yang dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan. Di propinsi Jawa Timur
terdapat beberapa kabupaten penghasil udang vannamei dengan kualitas ekspor.
Kabupaten itu di antaranya Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan
juga Banyuwangi. Saat ini kegiatan usaha budidaya udang diarahkan untuk
dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan mulai dari kegiatan
pembenihan sampai dengan pembesarannya. Artinya, mutu benih merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya sehingga dalam kegiatan usaha
pembenihan harus menerapkan teknik pembenihan sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta
menerapkan manajemen mutu perbenihan yaitu Cara Pembenihan Ikan Yang Baik
(CPIB) atau Good Hatchery Practices (GHP).
Saat ini kegiatan usaha budidaya udang diarahkan untuk dilakukan secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan mulai dari kegiatan pembenihan sampai
dengan pembesarannya. Artinya, mutu benih merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan usaha budidaya sehingga dalam kegiatan usaha pembenihan harus
menerapkan teknik pembenihan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta menerapkan manajemen mutu
perbenihan yaitu Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) atau Good Hatchery
Practices (GHP).
Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas serta berkembangnya isuisu
internasional akhir-akhir ini, menimbulkan tantangan multi dimensi yang harus
dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya udang, antara lain :
(1) perdaganganan global yang sangat kompetitif, (2) ketatnya persyaratan mutu
dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara-negara pengimpor, (3) tuntutan
konsumen dalam dan luar negeri terhadap mutu, penganekaragaman jenis, bentuk
produk dan cara penyajian, dan (4) tuntutan untuk melaksanakan tatacara budidaya
ikan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsible and sustainable
aquaculture) (Anonymous, 2006)....dst
Collections
- MT - Professional Master [880]