Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiono
dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius Paulus
dc.contributor.authorWardhani, Maulinna Kusumo
dc.date.accessioned2023-06-14T05:52:06Z
dc.date.available2023-06-14T05:52:06Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119111
dc.description.abstractSektor pariwisata merupakan kegiatan yang berkembang cepat di wilayah pesisir dan laut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu kawasan pesisir yang sangat potensial untuk dikelola dan dikembangkan untuk pariwisata adalah pesisir selatan Kabupaten Bangkalan. Hal ini didukung dengan keberadaan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Kota Surabaya dan Pulau Madura sebagai icon yang dapat dijual sebagai daya tarik. Dengan demikian, dapat memicu peningkatan jumlah pengunjung obyek-obyek wisata khususnya di pantai selatan Kabupaten Bangkalan. Potensi lain yang dimiliki oleh kawasan tersebut adalah kegiatan investasi berupa pembangunan galangan kapal dan kilang minyak yang berpotensi sebagai sumber pencemar. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan analisis keberlanjutan suatu kawasan dilakukan dengan memetakan potensi yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis dan memetakan kawasan potensi wisata di pesisir selatan Kabupaten Bangkalan, 2) menganalisis dan memetakan tingkat kekritisan lahan dan kerentanan lingkungan terhadap tumpahan minyak pada kawasan potensi wisata di pesisir selatan Kabupaten Bangkalan, dan 3) menganalisis keberlanjutan kawasan potensi wisata di pesisir selatan Kabupaten Bangkalan berdasarkan parameter biofisik kawasan. Penelitian dilakukan di seluruh pesisir selatan Kabupaten Bangkalan (Pulau Madura) Propinsi Jawa Timur sepanjang 40 km. Lokasi penelitian terbagi atas 19 stasiun yang tersebar di 4 kecamatan (Kamal, Labang, Kwanyar dan Modung). Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung bulan Maret-September 2010. Tahapan analisis keberlanjutan kawasan potensi wisata pada penelitian ini diawali dengan penentuan stasiun dan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisis biofisik, tingkat kerentanan dan kerentanan kawasan. Penentuan Stasiun dilakukan berdasarkan pengolahan data citra satelit Land Sat tahun 2009 menggunakan standar pengolahan data citra. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang berkaitan dengan indikator kesesuaian lahan untuk pengembangan wisata pantai (rekreasi pantai dan mangrove) yang didasarkan pada kriteria dari Yulianda (2007) dan Bakosurtanal (1996), tingkat kekritisan lahan merujuk pada Puslittanak (1997) dan Keputusan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Departemen Kehutanan No. 041/Kpts/V/1998 dan Ditjen RPLS (2005), serta kerentanan kawasan terhadap tumpahan minyak yang dirujuk dari modifikasi NOAA’s Environmental Sensitivity Indeks (ESI) dan beberapa hasil penelitian berupa data nilai fisik kawasan (vulnerability value), nilai habitat (habitat value) dan nilai sosial ekonomi (social value). Tahap akhir penelitian ini adalah menentukan keberlanjutkan kawasan berdasarkan analisis pemodelan bendera (Flag modelling). Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan terdapat 3 kawasan yang sangat sesuai dibangun sebagai kawasan wisata pantai yaitu, pantai Serabi Barat, hutan mangrove Karanganyar, serta pantai dan hutan mangrove Langpanggang. Sedangkan analisis tingkat kekritisan lahan dan kerentanan lingkungan menunjukkan bahwa kawasan potensi wisata yang bervegetasi mangrove berada pada kategori tidak kritis namun rentan terhadap tumpahan minyak, yaitu kawasan potensi wisata rekreasi pantai Rongkang dan Serabi Barat, kawasan potensi wisata mangrove Karanganyar dan Langpanggang, sedangkan yang berada pada kategori sangat kritis dengan tingkat kerentanan sedang terhadap tumpahan minyak adalah kawasan potensi wisata rekreasi pantai Suramadu dan Basmallah Pemodelan bendera (Flag modelling) dengan indikator biofisik lingkungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan hutan mangrove Langpanggang dan Karanganyar merupakan kawasan yang berkelanjutan. Hal ini karena kawasan hutan mangrove Langpanggang masih alami dan kawasan hutan mangrove Karanganyar didukung adanya program rehabilitasi mangrove. Pada kawasan potensi wisata rekreasi pantai yang berkelanjutan dapat dibangun pada kawasan Pantai Serabi Barat Modung. Model pembangunan dan pengembangan kegiatan wisata dapat disusun melalui kerangka kerja dengan bentuk konservasi berupa ekowisata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEconomics agricucltureid
dc.subject.ddcEcotourismid
dc.titleAnalisis keberlanjutan kawasan potensi wisata pantai di Pesisir selatan Kabupaten Bangkalanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSustainabilityid
dc.subject.keywordTourismid
dc.subject.keywordArea Suitabilityid
dc.subject.keywordMaduraid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record