Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.advisorMustari, Abdul Haris
dc.contributor.authorTaqiuddin
dc.date.accessioned2023-06-14T05:33:41Z
dc.date.available2023-06-14T05:33:41Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119072
dc.description.abstractKelasi dan kelampiau merupakan dua primata endemik yang berada di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Kedua spesies yang telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi ini masih sedikit dipelajari. Kedua primata ini diduga hidup pada habitat yang sama sehingga terjadi penggunaan ruang dan pemanfaatan sumberdaya tumbuhan bersama di SPCP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) mengetahui pola penempatan aktifitas dalam dimensi ruang oleh kelasi dan kelampiau dan 2) mengetahui besarnya tumpang tindih relung ekologi antara kelasi dan kelampiau. Penelitian yang dilaksanakan dari bulan Nopember 2009 sampai dengan Februari 2010 ini juga menyajikan derajat asosiasi interspesifik antara kelasi dan kelampiau berdasarkan Indeks Jaccard. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu focal animal sampling pada 3 kelompok kelasi yang terdiri dari 8 individu dan 3 kelompok kelampiau yang terdiri dari 5 individu berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin di SPCP-TNGP. Unit contoh dalam penelitian ini, untuk penggunaan ruang dan pemanfaatan tumbuhan sumber pakan adalah pohon yang digunakan oleh kelasi, oleh kelampiau dan oleh keduanya. Sedangkan unit contoh pengamatan aktifitas satwa yaitu individu satwa, baik kelasi atau kelampiau yang dibedakan berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : Peta Kawasan TNGP, tally sheet, binokuler, GPS, hagameter, kompas, stopwatch, kamera foto digital, phiband, alat tulis, pita meter, alkohol 70%, kertas koran, sasak, gunting, label gantung, perangkat lunak Arcview 3.3 dan SPSS 16.0 for Window. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran penggunaan ruang vertikal oleh kelasi atau kelampiau adalah berbeda menurut ketinggian. Kelasi dan kelampiau memilih untuk menempati ketinggian tertentu dalam penggunaan ruang pohon. Pemanfaatan ruang vertikal berupa ketinggian aktifitas harian rata-rata untuk kelampiau (27,84 m) lebih tinggi dibandingkan kelasi (25,91 m). Hal ini disebabkan keberadaan buah/sumber pakan, tipe lokomosi dan perilaku dari kedua primata ini yang berbeda. Sedangkan pemanfaatan ruang horizontal berupa luas wilayah jelajah rata-rata untuk oleh kelampiau (26,34 Ha) lebih luas dibandingkan dengan kelasi (17,87 Ha). Hal ini disebabkan oleh kelampiau lebih selektif untuk memilih pakan sehingga jenis pohon pakannya lebih sedikit (31 jenis) dan aktifitas hariannya (berpindah) yang lebih besar dibandingkan kelasi....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest ecologyid
dc.titleKajian Kohabitasi Kelasi (Presbytis rubicunda) dengan Kelampiau (Hylobates albibarbis) di Stasiun Penelitian Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung- Kalimantan Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbornean white-bearded gibbonsid
dc.subject.keywordCabang Panti Research Station- Gunung Palung National Parkid
dc.subject.keywordcohabitationid
dc.subject.keywordmaroon leaf monkeyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record