Kajian hormonal dalam mengurangi kerontokan buah mangga (Mangifera indica L.)
View/ Open
Date
2005Author
Sakhidin
Purwoko, Bambang Sapta
Yahya, Sudirman
Abidin, Ahmad Surkati
Poerwanto, Roedhy
Susanto, Slamet
Metadata
Show full item recordAbstract
Percobaan bertujuan untuk. mengetahui pola kerontokan buah empat kultivar
mangga, mempelajari perbedaan pertumbuhan buah mangga retensi dan buah
akan rontok, mempelajari kaitan antara perubahan kandungan beberapa z.at
endogen dan kerontokan buah, clan mempelajari pengaruh pemberian NAA dan
GA3 ,clan pengaruh pemberian poliamin dalam mengurangi kerontokan buah
mangga
Percobaan terdiri atas empat bagian, yaitu : I. Pola Kerontokan Buah, 2.
Studi Karakter Fisiologis Buah Retensi clan Buah akan Rontok, 3. Peningkatan
Retensi Buah dengan Pemberian NAA dan GA3, dan 4. Peningkatan Retensi
Buah dengan Pemberian Poliamin
Perco6aan I menggunakan empat kultivar mangga yaitu Gadung 21,
Lalijiwo, Golek 31, clan Manalagi 69. Peubah yang diamati meliputi jumlah
bunga, jumlah daun clan nisbah C:N daun, komponen produksi clan produksi
mangga Percobaan II menggunakan kultivar Gadung 21 (kerontokan buah tinggi)
dan Lalijiwo (kerontokan buah rendah). Peubah yarig diamati meliputi kandungan
poliamin, ACC, auksin, pati clan gula total. Percobaan III merupakan percobaan
faktorial dua faktor menggunakan kultivar Gadung 2l(mempunyai nilai komersial
tinggi). Faktor pertama adalah konsentrasi NAA : 0, 10, 30, 100 ppm, faktor ke
dua adalah konsentrasi GA3 : 0, 30, I 00 ppm. Peubah yang diamati adalah
komponen produksi clan produksi mangga. Percobaan IV menggunakan kultivar
Gadung 21, faktor yang dicoba adalah pemberian putresin, spermidin, dan
sperm.in masing-masing dengan konsentrasi 104 clan 10- M. Peub~h yang diamati
sama dengan Percobaan IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gadung 21, Golek 31, Lalijiwo, clan
Manalagi 69 memp,myai satu puncak kerontokan buah. Puncak kerontokan
terjadi pada saat 6 Harl Setelah Anthesis (HSA) untuk kultivar Gadung 21 clan
Manalagi 69, dan 9 HSA untuk kultivar Golek 31 dan Lalijiwo. Puncak
kerontokan terjadi pada saat nisbah C:N mencapai nilai terendah. Kerontokan
buah disebabkan oleh kandungan etilen yang tinggi dan pasokan asimilat yang
rendah. Buah yang akan rontok menunjukkan kandungan poliamin dan auksin
yang lebih rendah dan kandungan pati dan ACC yang lebih tinggi dibandingkan
buah retensi. Pemberian NAA, GA3, clan poliamin cenderung menurunkan
persentase kerontokan buah dan meningkatkan jumlah buah dipanen per malai.
Pemberian NAA dengan konsentrasi 100 ppm menunjukkan jumlah buah
dipanen per malai tertinggi sebesar 1,03 (meningkat 32% dibandingkan tanpa
pemberian NAA). Pemberian spermidin dengan konsentrasi 10-3 M menunjukkan
jumlah buah dipanen per malai tertinggi sebesar 1,1 (meningkat 83%
dibandingkan tanpa pemberian spermidin). The research was aimed at studying fruit drop of four cultivars of mango,
studying growth differences between persisting and abscising fruits, studying
relationship between content of endogenous substances and fruit drop, and
studying the effect of NAA and GA3 and polyamines application on increasing
fruit retention.
The research consisted of four stages, namely : 1. Pattern of fruit drop, 2.
Study on physiological characters of persisting and abscising fruits, 3. Study on
increasing fruit retention by NAA and GA3 application, and 4. Study on
increasing fruit retention by polyamines application.
The first research used four cultivars of mango, namely Gadung 21, Golek
31, Lalijiwo, and Manalagi 69. Observed variables were number of flowers,
number of leaf and leaf C:N ratio, production components and production of
mango. The second research used Gadung 21 (high fruit drop) and Lalijiwo (low
fruit drop) cultivars. Observed variables were content of polyamines, ACC, auxin,
starch and total sugar. The third research used Gadung 21 cultivar with two
factors. The first factor was concentration of NAA : 0, 10, 30, 100 ppm, second
factor was concentration of GA3 : 0, 30, 100 ppm. Observed variables were
production components and production of mango. The fourth research was
application of putrescine, spermidine, and spermine at concentration of 104 and
10-3 M. Observed variables were production components and production of
mango.
The result of research showed that Gadung 21, Golek 31, Lalijiwo and
Manalagi 69 have one peak of fruit drop. This peak occurred at 6 days after
anthesis for Gadung 21 and Manalagi 69; and 9 days a..fter anthesis for Golek 31
and Lalijiwo. The peak of fruit drop occured at the lowest value of leaf C:N ratio
for each cultivar. Fruit drop was caused by high content of ethylene and low
supply of assimilate. The fruits prone to abscise was indicated by lower content
of auxin, polyamines and total sugar, higher content of starch and ACC compared
to the persisting fruits. There was tendency that application of NAA, GA3, and
polyamines reduced the percentage of fruit drop and increased the number of
harvested fruit per panicle. Application of 100 ppm NAA gave the highest
number of harvested fruits per panicle namely 1,03 (32% increase over 0 ppm
NAA). Application of 10-3 M spermidine gave the highest number of harvested
fruits per panicle namely 1,1 (83% increase over OM spermidine).
Collections
- DT - Agriculture [731]