Show simple item record

dc.contributor.advisorErfiani
dc.contributor.advisorAngraini, Yenni
dc.contributor.authorHendrawati, Triyani
dc.date.accessioned2023-06-13T15:56:52Z
dc.date.available2023-06-13T15:56:52Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119043
dc.description.abstractSaat ini banyak produk-produk obat herbal yang beredar di pasaran. Namun konsumen harus berhati-hati terhadap keasliannya. Komposisi yang tertera pada produk bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan kata lain terjadi pemalsuan obat herbal. Hal ini dapat merugikan dan membahayakan konsumen. Ada beberapa macam pemalsuan obat herbal, salah satunya pemalsuan jumlah komponen penyusun. Pada penelitian ini dilakukan pendugaan jumlah komponen penyusun campuran terhadap data keluaran UV-VIS. Data yang digunakan merupakan hasil pengukuran nilai serapan dari tiga macam campuran yaitu campuran 1, campuran 2, dan campuran 3. Campuran 1 terdiri dari Vitamin B1, campuran 2 terdiri dari campuran Vitamin B1 dan Caffein, campuran 3 terdiri dari campuran Vitamin B1, B6, dan Caffein. Sebelum dilakukan pendugaan jumlah komponen, terlebih dahulu dilakukan prapemrosesan data. Prapemrosesan data bertujuan untuk mengurangi noise pada data. Prapemrosesan data yang dilakukan yaitu transformasi dan reduksi data. Dengan demikian data yang dipakai ada sembilan yaitu data asli campuran 1, data asli campuran 2, data asli campuran 3, data transformasi campuran 1, data transformasi campuran 2, data transformasi campuran 3, data reduksi campuran 1, data reduksi campuran 2, dan data reduksi campuran 3. Metode yang digunakan untuk menduga jumlah komponen penyusun campuran yaitu Analisis Komponen Utama (AKU), Penduga Kemungkinan Maksimum (PKM), SIMPLISMA, Orthogonal Projection Approach (OPA), dan Evolving Factor Analysis (EFA). Pada metode Analisis Komponen Utama (AKU) untuk menentukan jumlah komponen campuran menggunakan scree plot. Scree plot merupakan plot antara banyak komponen utama dengan akar cirinya. Banyak komponen dipilih saat gradien dari grafik curam di sebelah kiri dan sangat landai di sebelah kanan. Dengan kata lain banyak komponen utama yang dipilih sedemikian rupa sehingga selisih antara akar ciri yang berurutan sudah tidak besar lagi. Dugaan jumlah komponen pada PKM diperoleh saat kurva PKM mencapai kondisi landai yaitu bila gradiennya kurang dari 0,01. Teknik ekstrapolasi data berupa regresi eksponensial perlu dilakukan apabila dengan jumlah data yang tersedia, nilai gradiennya masih lebih dari 0,01. Proses penentuan banyak komponen pada metode SIMPLISMA dilakukan secara bertahap. Tiap tahap dilakukan identifikasi adanya komponen murni dalam data. Komponen murni diperoleh dari plot nilai kemurnian spektrum yang tertinggi. Pada metode Orthogonal Projection Approach (OPA) diasumsikan bahwa spektra murni tidak mirip satu sama lain dibandingkan spektra campuran. Pada tiap tahap dilakukan identifikasi sebuah komponen baru dalam campuran. Nilai maksimum ketakmiripan menunjukkan komponen murni. Pada metode evolving factor analysis (EFA) dilakukan analisis komponen utama terhadap sub matrik-sub matrik data untuk memperoleh akar ciri....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPharmacologyid
dc.subject.ddcIdentificationid
dc.titleMetode Eksploratif Pendugaan Jumlah Komponen pada Campuranid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordprincipal component analysisid
dc.subject.keywordSIMPLISMAid
dc.subject.keywordmaximum likelihoodid
dc.subject.keywordOPAid
dc.subject.keywordEFAid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record