Metode Eksploratif Pendugaan Jumlah Komponen pada Campuran
View/ Open
Date
2010Author
Hendrawati, Triyani
Erfiani
Angraini, Yenni
Metadata
Show full item recordAbstract
Saat ini banyak produk-produk obat herbal yang beredar di pasaran.
Namun konsumen harus berhati-hati terhadap keasliannya. Komposisi yang tertera
pada produk bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan atau dengan kata lain terjadi
pemalsuan obat herbal. Hal ini dapat merugikan dan membahayakan konsumen.
Ada beberapa macam pemalsuan obat herbal, salah satunya pemalsuan jumlah
komponen penyusun.
Pada penelitian ini dilakukan pendugaan jumlah komponen penyusun
campuran terhadap data keluaran UV-VIS. Data yang digunakan merupakan hasil
pengukuran nilai serapan dari tiga macam campuran yaitu campuran 1, campuran
2, dan campuran 3. Campuran 1 terdiri dari Vitamin B1, campuran 2 terdiri dari
campuran Vitamin B1 dan Caffein, campuran 3 terdiri dari campuran Vitamin B1,
B6, dan Caffein. Sebelum dilakukan pendugaan jumlah komponen, terlebih
dahulu dilakukan prapemrosesan data. Prapemrosesan data bertujuan untuk
mengurangi noise pada data. Prapemrosesan data yang dilakukan yaitu
transformasi dan reduksi data. Dengan demikian data yang dipakai ada sembilan
yaitu data asli campuran 1, data asli campuran 2, data asli campuran 3, data
transformasi campuran 1, data transformasi campuran 2, data transformasi
campuran 3, data reduksi campuran 1, data reduksi campuran 2, dan data reduksi
campuran 3.
Metode yang digunakan untuk menduga jumlah komponen penyusun
campuran yaitu Analisis Komponen Utama (AKU), Penduga Kemungkinan
Maksimum (PKM), SIMPLISMA, Orthogonal Projection Approach (OPA), dan
Evolving Factor Analysis (EFA).
Pada metode Analisis Komponen Utama (AKU) untuk menentukan jumlah
komponen campuran menggunakan scree plot. Scree plot merupakan plot antara
banyak komponen utama dengan akar cirinya. Banyak komponen dipilih saat
gradien dari grafik curam di sebelah kiri dan sangat landai di sebelah kanan.
Dengan kata lain banyak komponen utama yang dipilih sedemikian rupa sehingga
selisih antara akar ciri yang berurutan sudah tidak besar lagi. Dugaan jumlah
komponen pada PKM diperoleh saat kurva PKM mencapai kondisi landai yaitu
bila gradiennya kurang dari 0,01. Teknik ekstrapolasi data berupa regresi
eksponensial perlu dilakukan apabila dengan jumlah data yang tersedia, nilai
gradiennya masih lebih dari 0,01. Proses penentuan banyak komponen pada
metode SIMPLISMA dilakukan secara bertahap. Tiap tahap dilakukan identifikasi
adanya komponen murni dalam data. Komponen murni diperoleh dari plot nilai
kemurnian spektrum yang tertinggi. Pada metode Orthogonal Projection
Approach (OPA) diasumsikan bahwa spektra murni tidak mirip satu sama lain
dibandingkan spektra campuran. Pada tiap tahap dilakukan identifikasi sebuah
komponen baru dalam campuran. Nilai maksimum ketakmiripan menunjukkan
komponen murni. Pada metode evolving factor analysis (EFA) dilakukan analisis
komponen utama terhadap sub matrik-sub matrik data untuk memperoleh akar ciri....dst