Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi
dc.contributor.advisorHerison, Catur
dc.contributor.authorHidayat, Susilan
dc.date.accessioned2023-06-13T15:55:02Z
dc.date.available2023-06-13T15:55:02Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119040
dc.description.abstractWilayah Kabupaten Magelang mempunyai potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Potensi sumberdaya yang dapat dikembangkan di antaranya adalah sektor pertanian disamping potensi sumberdaya lainnya. Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Magelang dilakukan melalui 4 Kawasan Agropolitan untuk dikembangkan secara bertahap. Pada tahap pertama, dikembangkan Kawasan Agropolitan Merapi – Merbabu (KAMM) dengan luas 32.502 ha mencakup 7 (tujuh) kecamatan, berpusat di Kecamatan Dukun dengan hinterland meliputi Kecamatan Sawangan, Pakis, Candimulyo, Ngablak, Grabag dan Tegalrejo. KAMM merupakan salah satu kawasan yang mengembangkan komoditas hortikultura, khususnya kol, tomat, wortel, bawang daun, cabe, kentang, dan buncis. Komoditas ini merupakan salah satu komoditas potensial dengan nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Pengembangan kawasan yang didominasi oleh tanaman sayuran dataran tinggi ini pada dasarnya bertujuan untuk mempercepat pengembangan wilayah dengan mendorong pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang berbasis kerakyatan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan terdesentralisasi (Pemkab Magelang, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk : (i) mengetahui potensi dan tingkat perkembangan KAMM; (ii) menentukan indeks dan status keberlanjutan KAMM; dan (iii) menyusun skenario pengembangan KAMM lebih lanjut. Untuk itu, penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Merapi – Merbabu Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, mulai bulan September 2009 hingga bulan Februari 2010. Serangkaian analisis dan metode digunakan dalam penelitian ini, yaitu : (i) analisis location quotient (LQ); (ii) analisis multidimensional scaling (MDS) dan analisis sensitivitas; serta (iii) analisis prospektif dan penyusunan skenario pengembangan kawasan berkelanjutan. Analisis LQ digunakan untuk melihat potensi kawasan, khususnya dalam hal menetapkan komoditas tertentu sebagai basis pengembangan. Analisis ini diterapkan pada berbagai komoditas pertanian yang ada di KAMM, baik yang termasuk subsektor tanaman pangan (padi, jagung, dan ketela pohon), subsektor hortikultura sayuran (kobis, sawi, wortel, kacang panjang, ketimun, labu siam, terong, buncis, cabai merah, dan tomat), subsektor hortikultura buah-buahan (alpukat, jeruk, duku, sawo, mangga, durian, jambu biji, nanas, pisang, rambutan, pepaya, salak, melon, dan semangka), maupun subsektor peternakan/perikanan (sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci, ayam kampung, ayam petelur/pedaging, dan ikan). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa seluruh komoditas pertanian pada subsektor hortikultura sayuran merupakan komoditas basis pengembangan, disamping terdapat komoditas lain pada subsektor tanaman pangan, buah-buahan dan peternakan/perikanan yang juga menjadi komoditas basis pengembangan. jika dicermati hasil analisis LQ pada setiap kecamatan,....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRegionalid
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.titleAnalisis Keberlanjutan Kawasan Agropolitan Merapi – Merbabu Kabupaten Magelangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordagropolitanid
dc.subject.keywordarea developmentid
dc.subject.keywordsustainabilityid
dc.subject.keywordand horticulturesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record