dc.description.abstract | Wilayah Kabupaten Magelang mempunyai potensi sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Potensi
sumberdaya yang dapat dikembangkan di antaranya adalah sektor pertanian
disamping potensi sumberdaya lainnya. Pembangunan sektor pertanian di
Kabupaten Magelang dilakukan melalui 4 Kawasan Agropolitan untuk
dikembangkan secara bertahap. Pada tahap pertama, dikembangkan Kawasan
Agropolitan Merapi – Merbabu (KAMM) dengan luas 32.502 ha mencakup 7
(tujuh) kecamatan, berpusat di Kecamatan Dukun dengan hinterland meliputi
Kecamatan Sawangan, Pakis, Candimulyo, Ngablak, Grabag dan Tegalrejo.
KAMM merupakan salah satu kawasan yang mengembangkan komoditas
hortikultura, khususnya kol, tomat, wortel, bawang daun, cabe, kentang, dan
buncis. Komoditas ini merupakan salah satu komoditas potensial dengan nilai
ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Pengembangan kawasan yang
didominasi oleh tanaman sayuran dataran tinggi ini pada dasarnya bertujuan untuk
mempercepat pengembangan wilayah dengan mendorong pengembangan sistem
dan usaha agribisnis yang berbasis kerakyatan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan dan terdesentralisasi (Pemkab Magelang, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk : (i) mengetahui potensi dan tingkat
perkembangan KAMM; (ii) menentukan indeks dan status keberlanjutan KAMM;
dan (iii) menyusun skenario pengembangan KAMM lebih lanjut. Untuk itu,
penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Merapi – Merbabu Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah, mulai bulan September 2009 hingga bulan
Februari 2010. Serangkaian analisis dan metode digunakan dalam penelitian ini,
yaitu : (i) analisis location quotient (LQ); (ii) analisis multidimensional scaling
(MDS) dan analisis sensitivitas; serta (iii) analisis prospektif dan penyusunan
skenario pengembangan kawasan berkelanjutan.
Analisis LQ digunakan untuk melihat potensi kawasan, khususnya dalam
hal menetapkan komoditas tertentu sebagai basis pengembangan. Analisis ini
diterapkan pada berbagai komoditas pertanian yang ada di KAMM, baik yang
termasuk subsektor tanaman pangan (padi, jagung, dan ketela pohon), subsektor
hortikultura sayuran (kobis, sawi, wortel, kacang panjang, ketimun, labu siam,
terong, buncis, cabai merah, dan tomat), subsektor hortikultura buah-buahan
(alpukat, jeruk, duku, sawo, mangga, durian, jambu biji, nanas, pisang, rambutan,
pepaya, salak, melon, dan semangka), maupun subsektor peternakan/perikanan
(sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci, ayam kampung,
ayam petelur/pedaging, dan ikan). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa seluruh
komoditas pertanian pada subsektor hortikultura sayuran merupakan komoditas
basis pengembangan, disamping terdapat komoditas lain pada subsektor tanaman
pangan, buah-buahan dan peternakan/perikanan yang juga menjadi komoditas
basis pengembangan. jika dicermati hasil analisis LQ pada setiap kecamatan,....dst | id |