Penentuan daerah penangkapan ikan cakalang dengan data satelit multi sensor di perairan laut maluku

Abstract

Perairan Laut Maluku terletak pada 3° Lintang Utara hingga 3" Lintang Selatan dan 124° hingga 128° Bujur Timur. Secara geografis berbatasan dengan di bagian utara dengan Samudera Pasifik, di bagian selatan dengan Laut Seram, di bagian timur dengan Pulau Halmahera dan di bagian barat dengan Pulau Sulawesi. Perairan Laut Maluku berhubungan dengan Samudera Pasifik cukup memiliki potensi sumberdaya ikan baik pelagis kecil maupun pelagis besar seperti cakalang. Berdasarkan data Ditjen Perikanan (1991), potensi sumberdaya ikan di laut teritorial dan nusantara yang dimanfaatkan di perairan Maluku Utara dan Irian Jaya baru mencapai 30.9 %. Sedangkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara (2003) potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut diperkirakan mencapai 694.392,48 ton dengan jumlah potensi lestari yang dapat dimanfaatkan (maximum sustainable yield, MSY) sebesar 347.191,24 ton/tahun yang terdiri atas ikan pelagis besar sebasar 211.590,00 ton/tahun dan ikan demersal 135.00,24 ton/tahun. Dari data potensi tersebut, sumberdaya perikanan Maluku Utara yang telah dimanfaatkan baru mencapai 92.052,21 ton/tahun atau 26.51% dari potensi yang ada. Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi perikanan dan kelautan di Provinsi Maluku Utara dan menjadi "prime mover" karena kontribusinya cukup besar bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Kontribusi perikanan tangkap terhadap pendapatan daerah pada tahun 2002 sebesar Rp. 4475.209.332,00 atau 62,54 %. Kondisi tersebut patut dibanggakan karena perikanan tangkap dapat memberi peluang sekaligus tantangan pembangunan daerah pada umumnya, khususnya sektor perikanan di Provinsi Maluku Utara. dst ...