Imunisasi induk ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ketahanan benih yang dihasilkan terhadap Streptococcus iniae
Abstract
Penelitian mengenai imunisasi induk ikan nila (Oreochromis niloticus)
dengan beta glukan dan vaksin ini dilakukan selama tahap perkembangan embrio,
yaitu pada saat terjadinya vitelogenesis. Penelitian ini dilakukan dalam 6 tahapan
kegiatan, yaitu identifikasi dan karakterisasi Streptococcus iniae, pada tahap ini
pengujian meliputi uji morfologi dan biokimia. Tahap yang kedua adalah
peningkatan virulensi Streptococcus iniae, dengan cara menyuntikkan bakteri
tersebut sebanyak 0.1 ml/kg ikan. Pengamatan meliputi mortalitas dan gejala
klinis yang terjadi. Tahap ketiga adalah pembuatan vaksin dan uji dosis beta
glukan. Pembuatan vaksin dilakukan dengan penambahan formalin 3%. Dosis
beta glukan yang diujikan adalah 5, 10, 15 dan 20 mg/kg ikan. Parameter yang
diamati meliputi diferensial leukosit dan indeks fagositik. Tahap yang keempat
adalah penentuan dosis mematikan 50% (Lethal dose/LD50) pada benih nila,
dengan cara perendaman dalam larutan bakteri selama 15 menit. Dosis yang
diujikan adalah 105, 106 dan 107 cfu/ml. Tahap kelima adalah imunisasi induk dan
pengukuran titer antibodi. Induk diimunisasi dengan 0.4 ml glukan, 0.4 ml vaksin
dan 4 dosis gabungan glukan dan vaksin. Titer antibodi diukur pada induk
sebelum dan sesudah imunisasi, ekstrak telur dan cairan tubuh benih. Dan tahap
yang keenam adalah uji tantang pada benih nila. Uji tantang dilakukan pada benih
berumur 2 dan 4 minggu dengan cara perendaman dalam larutan bakteri dengan
konsentrasi 108 cfu/ml selama 15 menit.
Berdasarkan hasil identifikasi dan karakterisasi bakteri pada penelitian
tahap pertama dapat dipastikan bahwa bakteri yang akan diujikan adalah
Streptococcus iniae, dan pada penelitian tahap kedua menunjukkan adanya
peningkatan virulensi setelah 3 kali pasase. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan mortalitas dan semakin singkatnya waktu terjadi kematian. Pada
kegiatan tahap ketiga, penambahan formalin 3% berhasil mematikan 100%
bakteri, dan dosis beta glukan yang mampu meningkatkan indeks fagositik secara
nyata adalah 10 mg/kg ikan. Berdasarkan kegiatan tahap keempat, nilai LD50 yang
diperoleh adalah 107 cfu/ml. Setelah imunisasi pada induk ikan nila, nilai titer
antibodi untuk semua perlakuan berbeda nyata dengan induk sebelum imunisasi
dan kontrol. Setelah memijah, titer antibodi yang tertinggi dan berbeda nyata
ditemukan pada ekstrak telur dan larva dari hasil induk yang diimunisasi, jika
dibandingkan dengan kontrol. Titer antibodi pada benih akan menurun secara
gradual sampai benih berumur 4 minggu. Immunization of broodstock of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) with
beta glucan and vaccine was performed during egg development period. The
experiments was conducted in 6 stages, first, Streptococcus iniae was isolated
from Tilapia and being characterized. Then Tilapia were injected by this
bacterium to enhance Streptococcus iniae virulent. The third stage is measuring
beta glucan dose. Lethal dose (LD50) was evaluated in fourth step. Four weeks
tilapias were immersed in 105, 106, 107 CFU/ml bacteria. Next step was
immunizing tilapia broodstock with 0.4 ml vaccine and 4 other different dose of
vaccine and beta glucan. The last step was challenge with Streptococcus iniae.
From the first experiment, bacterium isolated from tilapia was confirmed as
Streptococcus iniae, and the second phase, successfully enhanced virulence of
bacteria after 3 times passage. In the third phase, a significant phagocyte index
was found at beta glucan doses of 10 mg/kg fish. Based on stage four
experimental, LD50 values obtained at 106.8 cfu/ml. After broodstock
immunization, specific antibody titer for all dose were higher than control. After
Spawning, significantly higher antibody titers were detected in eggs and larvae
from immunized parents, and gradually decrease until 4 weeks post-hatching.
After challenge, highest survival rate was found in larvae from immunized parents
with 0.4 ml vaccine (2 and 4 weeks larvae). The present study indicated the role of
maternally derived antibody in protection of hatchlings of Tilapia against specific
pathogens, but used of beta glucan in broodstock immunization had no effect on
stimulating resistance of tilapia against S. iniae infection.
Collections
- MT - Fisheries [2893]