View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Imunisasi induk ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ketahanan benih yang dihasilkan terhadap Streptococcus iniae

      Thumbnail
      View/Open
      Fullteks (14.32Mb)
      Date
      2001
      Author
      Soraya, Swastika Dita
      Sukenda
      Taukhid
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Penelitian mengenai imunisasi induk ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan beta glukan dan vaksin ini dilakukan selama tahap perkembangan embrio, yaitu pada saat terjadinya vitelogenesis. Penelitian ini dilakukan dalam 6 tahapan kegiatan, yaitu identifikasi dan karakterisasi Streptococcus iniae, pada tahap ini pengujian meliputi uji morfologi dan biokimia. Tahap yang kedua adalah peningkatan virulensi Streptococcus iniae, dengan cara menyuntikkan bakteri tersebut sebanyak 0.1 ml/kg ikan. Pengamatan meliputi mortalitas dan gejala klinis yang terjadi. Tahap ketiga adalah pembuatan vaksin dan uji dosis beta glukan. Pembuatan vaksin dilakukan dengan penambahan formalin 3%. Dosis beta glukan yang diujikan adalah 5, 10, 15 dan 20 mg/kg ikan. Parameter yang diamati meliputi diferensial leukosit dan indeks fagositik. Tahap yang keempat adalah penentuan dosis mematikan 50% (Lethal dose/LD50) pada benih nila, dengan cara perendaman dalam larutan bakteri selama 15 menit. Dosis yang diujikan adalah 105, 106 dan 107 cfu/ml. Tahap kelima adalah imunisasi induk dan pengukuran titer antibodi. Induk diimunisasi dengan 0.4 ml glukan, 0.4 ml vaksin dan 4 dosis gabungan glukan dan vaksin. Titer antibodi diukur pada induk sebelum dan sesudah imunisasi, ekstrak telur dan cairan tubuh benih. Dan tahap yang keenam adalah uji tantang pada benih nila. Uji tantang dilakukan pada benih berumur 2 dan 4 minggu dengan cara perendaman dalam larutan bakteri dengan konsentrasi 108 cfu/ml selama 15 menit. Berdasarkan hasil identifikasi dan karakterisasi bakteri pada penelitian tahap pertama dapat dipastikan bahwa bakteri yang akan diujikan adalah Streptococcus iniae, dan pada penelitian tahap kedua menunjukkan adanya peningkatan virulensi setelah 3 kali pasase. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan mortalitas dan semakin singkatnya waktu terjadi kematian. Pada kegiatan tahap ketiga, penambahan formalin 3% berhasil mematikan 100% bakteri, dan dosis beta glukan yang mampu meningkatkan indeks fagositik secara nyata adalah 10 mg/kg ikan. Berdasarkan kegiatan tahap keempat, nilai LD50 yang diperoleh adalah 107 cfu/ml. Setelah imunisasi pada induk ikan nila, nilai titer antibodi untuk semua perlakuan berbeda nyata dengan induk sebelum imunisasi dan kontrol. Setelah memijah, titer antibodi yang tertinggi dan berbeda nyata ditemukan pada ekstrak telur dan larva dari hasil induk yang diimunisasi, jika dibandingkan dengan kontrol. Titer antibodi pada benih akan menurun secara gradual sampai benih berumur 4 minggu.
       
      Immunization of broodstock of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) with beta glucan and vaccine was performed during egg development period. The experiments was conducted in 6 stages, first, Streptococcus iniae was isolated from Tilapia and being characterized. Then Tilapia were injected by this bacterium to enhance Streptococcus iniae virulent. The third stage is measuring beta glucan dose. Lethal dose (LD50) was evaluated in fourth step. Four weeks tilapias were immersed in 105, 106, 107 CFU/ml bacteria. Next step was immunizing tilapia broodstock with 0.4 ml vaccine and 4 other different dose of vaccine and beta glucan. The last step was challenge with Streptococcus iniae. From the first experiment, bacterium isolated from tilapia was confirmed as Streptococcus iniae, and the second phase, successfully enhanced virulence of bacteria after 3 times passage. In the third phase, a significant phagocyte index was found at beta glucan doses of 10 mg/kg fish. Based on stage four experimental, LD50 values obtained at 106.8 cfu/ml. After broodstock immunization, specific antibody titer for all dose were higher than control. After Spawning, significantly higher antibody titers were detected in eggs and larvae from immunized parents, and gradually decrease until 4 weeks post-hatching. After challenge, highest survival rate was found in larvae from immunized parents with 0.4 ml vaccine (2 and 4 weeks larvae). The present study indicated the role of maternally derived antibody in protection of hatchlings of Tilapia against specific pathogens, but used of beta glucan in broodstock immunization had no effect on stimulating resistance of tilapia against S. iniae infection.
       
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118884
      Collections
      • MT - Fisheries [2893]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository