dc.description.abstract | Nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies ikan air tawar yang potensial
secara ekonomi karena rasa dagingnya yang lezat, bernilai gizi tinggi dan disukai
masyarakat. Ikan nila memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan budidaya,
laju pertumbuhan cepat, efisien dalam pemanfaatan pakan dan relatif tahan penyakit.
Namun, dalam pembudidayaannya belum dilakukan pengelolaan induk yang baku
sehingga produksinya menurun. Berdasarkan data tahun 2003 menunjukkan adanya
peningkatan mortalitas sebesar 30%, penurunan bobot rata-rata panen sebesar 24%,
penurunan sintasan sebesar 41%, dan peningkatan FCR hingga 57%.
Keterbatasan jumlah induk sebagai sumber genetik dan proses penangkaran
yang tidak terpola berdampak pada peningkatan inbreeding sehingga menghambat
aliran genetik (genetic drift), penurunan heterozigositas dan ragam alel, maupun
kemungkinan pembentukan populasi baru dengan ragam genetik yang rendah
(founder effect). Selain itu, sifat ikan nila yang cepat matang gonada dan sangat
mudah kawin (overbreed) diduga sebagai penyebab utama penyusutan ragam genetik
karena tekanan inbreeding yang berdampak pada rendahnya daya adaptasi dan
performa anakan. Salah satu upaya memperbaiki kualitas induk dan benih pada
pembudidayaan ikan nila dapat dilakukan melalui program penangkaran selektif yaitu
menerapkan pola seleksi breeding dan persilangan yang diarahkan untuk
menghasilkan keturunan yang memiliki mutu genetik dan fenotipe unggul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program penangkaran selektif
ikan nila generasi kelima yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila
Nasional (PPIINN) di BBPBAT Sukabumi. Berdasarkan pemetaan genotipe
menggunakan marka mikrosatelit DNA untuk 3 loci (UNH 123*, UNH 172*,UNH
216*) dan pengamatan fenotipe pada sifat terukur yang bernilai ekonomi yaitu bobot
tubuh dan panjang tubuh standard. Program seleksi dan persilangan dimulai dengan
crossbreeding pada generasi kesatu dan kedua, dilanjutkan dengan inbreeding pada
generasi ketiga dan keempat, serta persilangan resiprok pada generasi kelima. Sumber
genetik yang digunakan sebagai populasi dasar (base population) pada persilangan
generasi pertama adalah Nila Taiwan dan Nila G6 (TG6), Nila Citralada (CL), Nila
Putih (NP), GIFT G6 (G6), Nila GET (GET), Nila GIFT G3 Wanayasa (WN), dan
Nila GIFT G3 keturunan ketiga (F3). Persilangan resiprok pada generasi kelima
menggunakan sumber genetik dari 3 famili yang dipilih dari generasi keempat (IV.05,
IV.19, IV.40) dan menghasilkan 9 famili baru yaitu 3 populasi inbreed (V.0505,
V.1919, V.4040) dan 6 populasi hibrid resiprok (V.0519, V.0540, V.1940, V.1905,
V.4005, V.4019). | id |
dc.description.abstract | Fifth generations of tilapia from the several strains have been produced by
using selective breeding program in Main Center for Freshwater Aquaculture
Development (MCFAD) Sukabumi, West Java. This research aimed to evaluate the
family selection programme of some highly economic traits and to describe the
genetic variability of the fifth generation using DNA microsatellite marker. The 180
individuals have been collected from fifth generation of nine reciprocal mated
between three families selected from fourth generation of Tilapia (05, 19, 40) and
were analised for genotype and fenotype variability. Three microsatellite loci such as
UNH 123*, UNH 172*, UNH 216* were used as genetic markers for measuring
genotype variability and family relationships. The results showed that the largest
amount of genetic variability between population was V.4005, otherwise V.0540 was
the lowest. In this case, the genetic distance relationship of inbreed V.0505 was
higher (0,3875) than inbreed V.4040 which showed more resemble to others and
indicated the best mean of body length and body weight phenotypic. The heritability
of these phenotypes was highly, especially on hybrid V.4019 and V.0540 as high as
inbreed V.0505. The genetic response of selection per generation on body weight of
female (60,63%) was lower than male (62,55%), whereas on body length the values
ranged between 15-16%. Based on this research, family V.4040 could be considered
as one of the genetic resource selected for next generation | id |