| dc.description.abstract | Budidaya secara intensif identik dengan padat penebaran tinggi dan pemberian pakan buatan yang tinggi, yang dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan limbah organik dan anorganik pada badan perairan. Limbah organik dan anorganik pada suatu badan perairan dapat menyebabkan eutrofikasi dan menurunnya hasil produksi budidaya. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem budidaya yang dapat meningkatkan hasil produksi budidaya serta ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan mengevaluasi berbagai sistem budidaya dengan teknologi bioflok terhadap budidaya intensif udang vaname. Penentuan sistem budidaya sangat mempengaruhi terhadap hasil produksi dan efisiensi pemanfaatan nutrien. Sistem multitrofik level adalah sistem budidaya yang didasarkan pada jenjang rantai makanan. Penerapan sistem ini diharapkan mampu meningkatkan produksi budidaya dan mengurangi limbah budidaya karena pemanfaatan nutrien yang tinggi.
Pada penelitian ini, sistem budidaya yang digunakan terdiri dari tiga perlakuan yaitu : sistem monokultur udang vaname, sistem polikultur udang vaname dan ikan nila, dan sistem multitrofik kultur antara udang vaname, ikan nila dan rumput laut Gracilaria sp. Parameter yang diamati terdiri atas parameter produksi seperti tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, biomassa, jumlah pakan dan efisiensi pakan. Parameter lain yang diamati adalah retensi nitrogen dan fosfor, limbah nitrogen dan fosfor, serta parameter kualitas air.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, penambahan jenjang rantai makanan mampu meningkatkan hasil produksi dan efisiensi pemanfaatan nutrien. Perlakuan yang memberikan hasil terbaik adalah multitrofik kultur antara udang vaname, ikan nila dan rumput laut. Hasil yang diperoleh adalah biomasa total yaitu 2917,11 g, efisiensi pakan 150,67%, retensi nitrogen 58,27%, retensi phosphor 26,97% limbah nitrogen 41,73% dan limbah phosphor 73,03%. | id |
