Show simple item record

dc.contributor.advisorHamim
dc.contributor.advisorTjahjoleksono, Aris
dc.contributor.authorFadhl, Adeel Abd Alkarim
dc.date.accessioned2023-06-12T00:21:22Z
dc.date.available2023-06-12T00:21:22Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118804
dc.description.abstractPupuk hayati merupakan salah satu alternatif pengganti pupuk anorganik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan menguji efektifitas pupuk hayati hasil berbagai metode pengeringan dan lama penyimpanan untuk meningkatkan serapan hara, produksi tanaman tomat dan kentang di lapangan. Dua percobaan dilakukan di lapangan Laboratorium Balitsa Lembang, Bandung. Percobaan pertama menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor (aplikasi pupuk hayati) yaitu (B0) tanpa pupuk hayati (kontrol), (B1) pupuk hayati cair, (B2) pupuk hayati hasil freezedryer tanpa penyimpanan, (B3) pupuk hayati hasil freezedryer dengan 3 bulan penyimpanan, (B4) pupuk hayati hasil sentrifugasi tanpa penyimpanan dan (B5) pupuk hayati hasil sentrifugasi dengan 3 bulan penyimpanan. Percobaan ini dilakukan 3 ulangan dengan total 18 satuan percobaan. Percobaan kedua juga disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis NPK anorganik yaitu (A1) 50% NPK dan (A2) 100% NPK. Faktor kedua adalah aplikasi pupuk hayati yaitu (B0) tanpa pupuk hayati (kontrol), (B1) pupuk hayati cair, (B2) pupuk hayati hasil freezedryer tanpa penyimpanan, (B3) pupuk hayati hasil freezedryer dengan 3 bulan penyimpanan untuk tomat, sedangkan untuk kentang, (B2) pupuk hayat hasil freezedryer tanpa penyimpanan, (B3) pupuk hayati hasil sentrifugasi tanpa penyimpanan. Selain itu tanaman dipupuk dengan pupuk kandang dosis 20 ton / Ha. Dalam percobaan ini dilakukan 3 ulangan dengan total 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas bakteri cenderung menurun selama penyimpanan pupuk hayati. Penyimpanan pupuk hayati selama 3 bulan tidak berbeda nyata mengurangi pertumbuhan dan produksi tanaman. Aplikasi pupuk hayati meningkatkan serapan hara makro dan mikro, pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman. Pada tanaman tomat, aplikasi pupuk hayati meningkatkan serapan hara makro dan mikro serta parameter pertumbuhan tanaman. Aplikasi pupuk B4 meningkatkan parameter bobot buah per tanaman sebesar 112.1% dibandingan dengan kontrol. Aplikasi pupuk hayati yang dikombinasikan dengan NPK 100% hampir sama dengan pupuk NPK 50% dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Semua aplikasi pupuk hayati berbeda nyata mengurangi serangan penyakit yang disebabkan oleh cendawan Alternaria solani. Pada tanaman kentang, aplikasi pupuk hayati nyata meningkatkan serapan hara makro dan mikro serta bobot kering akar, kecuali pada parameter tajuk. Produksi tanaman meningkat sebagai respon aplikasi pupuk hayati. Aplikasi pupuk hayati hasil sentrifugasi (B4) meningkatkan bobot umbi per tanaman sebesar 41.6%, sedangkan aplikasi pupuk hayati hasil sentrifugasi + 50% NPK (A1B3) meningkatkan produksi umbi per plot sebesar 79.5%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEdible fruitid
dc.subject.ddcTomatoesid
dc.titleThe effects of biofertilizer with different drying system and storage period on growth and production of tomato and potato in the fieldid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordFertilizerid
dc.subject.keywordTomatoid
dc.subject.keywordPotatoid
dc.subject.keywordNutrients absorptionid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record