Pengaruh Marine Yeast Torulopsis sp dalam Pakan Terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Peningkatan Daya Tahan Tubuh Benih Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis
View/ Open
Date
2011Author
Purnomo, Sugeng Joko
Jusadi, Dedi
Utomo, Nur Bambang Priyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh marine yeast Torulopsis sp dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh benih ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis.
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap pertama untuk mengevaluasi pengaruh marine yeast dalam pakan yang dapat menghasilkan pertumbuhan terbaik benih ikan kerapu bebek. Sedangkan penelitian tahap kedua untuk mengevaluasi pengaruh marine yeast dalam pakan terhadap peningkatan daya tahan tubuh benih ikan kerapu bebek. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, mulai dari bulan April sampai bulan Juni 2010, di Laboratorium Nutrisi dan Laboratorium Penyakit Balai Budidaya Air Payau Situbondo. Analisa proksimat ini diuji di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, sedangkan analisa kandungan glukan menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography, Hisamitsu 1995).
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri atas 3 (tiga) ulangan. Penelitian ini menggunakan lima pakan dosis marine yeast Torulopsis sp yang berbeda berturut-turut yakni 0, 3,5, 7, 10,5 atau 14 g/kg pakan. Dasar perlakuan ini berdasarkan uji pendahuluan marine yeast yang digunakan dari spesies Torulopsis sp, mengandung kadar glukan 10%. Ahmad (2005) menyatakan bahwa glukan dosis 0,75 g/kg mempunyai respon positif terhadap A. hydrophila dan dapat meningkatkan hematosit terhadap ikan lele dumbo. Misra et al. (2006) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pemberian glukan 0,25-0,5 g/kg sangat efektif untuk pertumbuhan ikan labeo rohita fase pendederan.
Marine yeast berasal dari perairan Situbondo kemudian dikoleksi di Laboratorium Pakan Alami BBAP Situbondo. Cara memperolehnya dengan culture skala laboratorium, semi massal dan massal, dengan pemberian pupuk pertanian dengan dosis yaitu : 2,5 g TSP, 1,25 g KCl, 3 g Urea, 5 g gula pasir, starter marine yeast kepadatan 300.000.000 diaduk dalam 1 liter air laut salinitas 33 ppt, diberi aerasi secukupnya, setelah 5 hari dipanen, atau dikembangkan skala semi massal, bahkan sampai massal. Hasil endapan supernatan dikeringkan 1-3 hari kemudian diblender menjadi tepung.
Wadah yang digunakan adalah akuarium sebanyak 15 buah dengan ukuran 45x45x75cm3 yang telah diisi air laut setinggi 50 cm, dilengkapi dengan sistim flow through dengan debit 250 ml/menit, suhu berkisar pada 29,8-33°C, salinitas 29-30 ppt dan DO 6,6-7ppm. Setelah proses adaptasi selama 14 hari, benih ikan kerapu bebek ikan berjumlah dua ratus dua puluh lima telah diseleksi bobot awal 10 ± 0.1g, bebas vibrio, serta panjang 7,5 cm dan 15 ikan ditempatkan pada 15 akuarium yang berukuran 45 x 45 x 75 cm3. Ikan diberi pakan sekenyangnya selama 40 hari dengan berat rata-rata 10±0,1 gram dan panjang rata-rata 7,5 cm yang berasal dari Balai Budidaya Air payau Situbondo dipuasakan selama 24 jam untuk menghilangkan sisa pakan dalam saluran pencernaan ikan ditebar secara acak ke dalam akuarium dengan..dst
Collections
- MT - Fisheries [2947]