Estimasi Nilai Ekonomi Jasa Pengendalian Erosi dan Strategi Pengelolaan Cagar Alam (Studi Kasus: Cagar Alam Besowo Gadungan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri)

Abstract

Cagar Alam Besowo Gadungan terletak di lereng Gunung Kelud pada ketinggian 525 mdpl. Bagi masyarakat setempat, CA Besowo Gadungan penting perannya sebagai perlindungan topografi tanah untuk menghindari erosi. Keanekaragaman yang ada di CA Besowo Gadungan masih sering digunakan untuk hal yang ilegal, contohnya seperti pencurian bambu muda yang dampaknya dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat terhadap manfaat cagar alam, mengestimasi total nilai ekonomi jasa layanan pengaturan erosi, dan menganalisis strategi pengelolaan kawasan penyangga yang mendukung fungsi pengendalian erosi di CA Besowo Gadungan. Penelitian ini menggunakan metode analisis skala likert, universal soil loss equation, replacement cost, dan analytical hierarchy process. Masyarakat memiliki persepsi sangat setuju (3,37) terhadap manfaat keberadaan Cagar Alam Besowo Gadungan. Nilai pencegahan erosi total untuk skenario pertama dan kedua berturut-turut adalah Rp153.951.660,74 dan Rp26.871.710,3. Berdasarkan penentuan strategi pengelolaan kawasan penyangga, kriteria prioritas dalam pengelolaan adalah peningkatan ekonomi masyarakat, yakni dengan bobot 0,539.

Besowo Gadungan NR is located on the slopes of Mount Kelud at an altitude of 525 meters above sea level. For the local community, Besowo Gadungan NR has a very important role as topographic protection of the soil to avoid erosion. Unfortunately, Diversity in Besowo Gadungan NR is still often used for illegal things, for example, such as stealing young bambu whose impacts can disrupt the sustainability of the existing ecosystem. This study aims to analizing the perception of people about benefit of nature reserve, estimate the total economic value of provisioning service for erosion control, and analyze buffer zone management strategies that support erosion control functions in Besowo Gadungan NR. This study uses descriptive analysis methods, universal soil loss equation, replacement cost, and analytical hierarchy process. The community has a perception that strongly agrees (3.37) on the benefits of the existence of the Besowo Gadungan NR. The total erosion prevention values for the first and second scenarios were Rp. 153,951,660.74 and Rp. 26,871,710.3 respectively. Based on the determination of the buffer area management strategy, the priority criteria in management are the criteria for improving the community's economy, namely with a weight of 0.539.