dc.description.abstract | Gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah CO2, SO2, NO, NO2 serta beberapa senyawa organik seperti gas metan (CH4) dan kholro-fluoro carbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca. CO2 merupakan gas yang mempunyai kontribusi pada efek rumah kaca sebesar 25-50%, sumber CO2
Energi yang diadsopsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra-merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra-merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO tersebut adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, penggundulan hutan dan lain-lain. Masing –masing berkontribusi sebesar 29, 29, 11, 20 dan 10%.
2 serta gas rumah-kaca lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Efek rumah kaca merupakan fenomena air, CO2, methan dan gas atmosfer lainnya yang menyerap radiasi infra merah sehingga mengakibatkan peningkatan suhu. CO2 merupakan faktor yang menyebabkan efek rumah kaca karena CO2
Daya dukung Waduk Cirata dalam menampung pakan adalah 16,4 kg/ hektar/ hari, sedangkan pada kenyataannya pakan yang diberikan untuk kegiatan di waduk tersebut adalah 157,7 kg/hektar/hari, yang berarti telah terjadi kelebihan pemberian pakan sebesar 141,3 kg/ hektar/ hari. Jumlah jaring apung terus bertambah dan tidak terkendali sehingga melebihi daya dukungnya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007). merupakan gas rumah kaca yang utama.
Kelebihan pakan kegiatan budidaya ikan di KJA Waduk Cirata sebesar 141,3 kg/ hektar/hari tersebut berpotensi menghasilkan CO2 sebesar 40800,375 gram CO2. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi kegiatan budidaya ikan terhadap peningkatan konsentrasi CO2 di atas permukaan Waduk Cirata. Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan budidaya ikan berpotensi terhadap peningkatan CO
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Februari 2010 dan dilaksanakan di keramba jaring apung ( KJA ) Balai Riset Budidaya Perikanan DKP Waduk Cirata. Analisa kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan dan analisis plankton dilakukan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
2.
Pengamatan di lapangan dilakukan dua minggu sekali, setiap minggunya dilaksanakan selama tiga hari. Parameter kualitas air diukur setiap dua jam, dengan tiga kali ulangan. Lokasi pengambilan sampel adalah bagian depan, tengah dan bagian belakang dari keramba jaring apung.
Pengukuran oksigen terlarut ( DO ), pH, suhu air, suhu udara, CO2 air, alkalinitas, CO2 udara, masing-masing menggunakan DO meter, pH meter, terintegrasi dengan pH meter, terintegrasi dengan CO2 meter udara, titrasi, titrasi, CO2 meter udara, yang dilakukan secara in situ, sedangkan analisa NO2, H2S dengan spectofotometer dan titrasi yang dilakukan secara ek situ.....dst | id |