Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Iskandar Z
dc.contributor.advisorSiregar, Ulfah Juaniarti
dc.contributor.authorAnwar, Arniana
dc.date.accessioned2023-06-06T06:26:38Z
dc.date.available2023-06-06T06:26:38Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118488
dc.description.abstractJelutung merupakan salah satu jenis tanaman dari family Apocynaceae yang dikenal karena pemanfaatan getahnya sebagai bahan baku pembuatan permen karet. Dua jenis jelutung di Indonesia yaitu jelutung darat (Dyera costulata) dan jelutung rawa (Dyera polyphylla) memiliki keterbatasan informasi dalam hal perbedaan morfologi daun dan status filogeni yang menjelaskan bahwa kedua jenis tersebut berbeda. Informasi tersebut sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi jenis. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menduga variasi morfologi daun kedua jenis jelutung berdasarkan 14 variabel yang diamati, dan 2) menguji penggunaan region ITS2 dalam mengidentifikasi spesies jelutung secara molekuler. Sampel daun diperoleh dari 4 lokasi di Provinsi Jambi pada habitat yang mewakili populasi alami jelutung darat dan jelutung rawa. Hasil ketiga analisis multivariat (PCA, MCA, dan CDA) yang digunakan untuk menganalisis perbedaan morfologi daun menunjukkan terjadinya pengklasifikasian jenis jelutung. Variabel yang berperan paling besar dalam pengklasifikasian jenis jelutung berdasarkan PCA adalah panjang daun (PL), keliling daun (KL), dan bentuk ujung daun (AS) masing-masing sebesar 87%, 80%, dan 74%, demikian halnya untuk analisis MCA. Daun yang dimiliki oleh D. costulata rata-rata lebih panjang (18.26 cm) dibandingkan dengan D. polyphylla (14.67 cm). Demikian juga untuk variabel lebar daun, di mana daun D. costulata lebih lebar (7.38 cm) dibandingkan dengan D. polyphylla (6.72 cm). D. costulata memiliki bentuk ujung daun acuminate sedangkan D. polyphylla berbentuk retus. Namun, pada D. costulata ditemukan daun dengan bentuk menyerupai D. polyphylla dilihat dari bentuk ujung daun yang cenderung membulat. Sedangkan pada CDA, bentuk ujung (AS), pangkal daun (BS), serta sudut antara tulang daun primer dan sekunder (SD) merupakan variabel yang paling mampu mengklasifikasikan kedua jenis jelutung dengan persentase 90%, 83%, dan 71%. Analisis multivariat menggunakan CDA ini, mampu membedakan jelutung darat dan jelutung rawa sebesar 100%. Amplifikasi PCR menggunakan ITS2 menunjukkan hasil yang baik pada kedua jenis jelutung. Sedangkan untuk hasil sekuensing hanya D. polyphylla yang menunjukkan kualitas kromatogram yang baik sedangkan D. costulata memiliki kromatogram dengan peak yang kurang baik (overlapping peaks). Hasil konstruksi phylogeny tree jelutung darat bersama jenis-jenis Apocynaceae yang berkerabat dekat dengan jelutung menunjukkan bahwa jelutung darat berkerabat dekat dengan Alstonia scholaris atau dikenal dengan nama pulai.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcSilvikultureid
dc.titleVariasi Morfologi Daun dan Sekuens ITS2 pada Jelutung Darat (Dyera costulata(Miq.) Hook.f.) dan Jelutung Rawa (Dyera polyphylla (Miq.) Steenis).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordD. costulataid
dc.subject.keywordD. polyphyllaid
dc.subject.keywordvariationid
dc.subject.keywordmorphologyid
dc.subject.keywordITSid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record