Variasi Morfologi Daun dan Sekuens ITS2 pada Jelutung Darat (Dyera costulata(Miq.) Hook.f.) dan Jelutung Rawa (Dyera polyphylla (Miq.) Steenis).
View/ Open
Date
2015Author
Anwar, Arniana
Siregar, Iskandar Z
Siregar, Ulfah Juaniarti
Metadata
Show full item recordAbstract
Jelutung merupakan salah satu jenis tanaman dari family Apocynaceae yang
dikenal karena pemanfaatan getahnya sebagai bahan baku pembuatan permen
karet. Dua jenis jelutung di Indonesia yaitu jelutung darat (Dyera costulata) dan
jelutung rawa (Dyera polyphylla) memiliki keterbatasan informasi dalam hal
perbedaan morfologi daun dan status filogeni yang menjelaskan bahwa kedua
jenis tersebut berbeda. Informasi tersebut sangat diperlukan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi jenis. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menduga variasi
morfologi daun kedua jenis jelutung berdasarkan 14 variabel yang diamati, dan 2)
menguji penggunaan region ITS2 dalam mengidentifikasi spesies jelutung secara
molekuler. Sampel daun diperoleh dari 4 lokasi di Provinsi Jambi pada habitat
yang mewakili populasi alami jelutung darat dan jelutung rawa.
Hasil ketiga analisis multivariat (PCA, MCA, dan CDA) yang digunakan
untuk menganalisis perbedaan morfologi daun menunjukkan terjadinya
pengklasifikasian jenis jelutung. Variabel yang berperan paling besar dalam
pengklasifikasian jenis jelutung berdasarkan PCA adalah panjang daun (PL),
keliling daun (KL), dan bentuk ujung daun (AS) masing-masing sebesar 87%,
80%, dan 74%, demikian halnya untuk analisis MCA. Daun yang dimiliki oleh D.
costulata rata-rata lebih panjang (18.26 cm) dibandingkan dengan D. polyphylla
(14.67 cm). Demikian juga untuk variabel lebar daun, di mana daun D. costulata
lebih lebar (7.38 cm) dibandingkan dengan D. polyphylla (6.72 cm). D. costulata
memiliki bentuk ujung daun acuminate sedangkan D. polyphylla berbentuk retus.
Namun, pada D. costulata ditemukan daun dengan bentuk menyerupai D.
polyphylla dilihat dari bentuk ujung daun yang cenderung membulat. Sedangkan
pada CDA, bentuk ujung (AS), pangkal daun (BS), serta sudut antara tulang daun
primer dan sekunder (SD) merupakan variabel yang paling mampu
mengklasifikasikan kedua jenis jelutung dengan persentase 90%, 83%, dan 71%.
Analisis multivariat menggunakan CDA ini, mampu membedakan jelutung darat
dan jelutung rawa sebesar 100%.
Amplifikasi PCR menggunakan ITS2 menunjukkan hasil yang baik pada
kedua jenis jelutung. Sedangkan untuk hasil sekuensing hanya D. polyphylla yang
menunjukkan kualitas kromatogram yang baik sedangkan D. costulata memiliki
kromatogram dengan peak yang kurang baik (overlapping peaks). Hasil
konstruksi phylogeny tree jelutung darat bersama jenis-jenis Apocynaceae yang
berkerabat dekat dengan jelutung menunjukkan bahwa jelutung darat berkerabat
dekat dengan Alstonia scholaris atau dikenal dengan nama pulai.
Collections
- MT - Forestry [1416]