Show simple item record

dc.contributor.advisorNurisyah, Siti
dc.contributor.advisorAdiwibowo, Soeryo
dc.contributor.authorPawa, Janiarto Paradise
dc.date.accessioned2023-06-06T05:46:20Z
dc.date.available2023-06-06T05:46:20Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118469
dc.description.abstractIndonesia memiliki kekayaan dan keragaman budaya yang unik dan eksklusif. Berbagai kekayaan warisan budaya tersebut perlu dilestarikan sebagai wujud identitas masyarakat Indonesia. Kekayaan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Satu dari banyak daerah yang kaya dan unik dilihat dari sisi lanskap dan budayanya adalah desa Ensaid Panjang yang berada di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Saat ini kelestarian budaya suku Dayak di Desa Ensaid Panjang berpotensi mengalami gangguan oleh gencarnya infiltrasi budaya luar, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, perluasan kawasan pemukiman, dan kegiatan penebangan liar. Salah satu upaya untuk melestarikan budaya masyarakat Desa Ensaid Panjang yaitu dengan merencanakan desa tersebut sebagai desa wisata yang berbasis pada kekayaan budaya lokal. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (1994), wisata desa dapat menciptakan potensi yang besar bagi pembangunan desa. Potensi tersebut yaitu: menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendukung aktifitas pertanian, kehutanan, konservasi lanskap, kesenian dan kerajinan tangan, juga menjaga kelangsungan budaya, konservasi alam, pelestarian lingkungan dan bangunan bersejarah, keterlibatan wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara partisipatif batas kawasan wisata, mengidentifikasi dan menganalisis potensi objek dan atraksi wisata budaya dan alam, mengidentifikasi dan menganalisis peluang peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pelaksanaan program wisata, merekomendasikan rencana lanskap desa wisata yang dapat diaplikasikan masyarakat secara mandiri sehingga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Lokasi penelitian adalah wilayah Desa Ensaid Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat. Desa Ensaid Panjang memiliki luas 3220 Ha, secara geografis berada pada koordinat 00° 04’01”LU - 00°09’39” LU dan 111° 39’49” BT - 111° 42’27’’BT. Alat penelitian partisipatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif, Focus Group Discussion (FGD), mental map, dan matrix scoring. Batas kawasan wisata partisipatif ditentukan dengan FGD dan mental map yang menunjukkan kawasan lindung dan kawasan potensial untuk wisata. Objek dan atraksi wisata alam dan budaya didaftar dan dipilih bersama masyarakat, kemudian dinilai dengan menggunakan metode modifikasi Mc Kinnon (1986) dalam Sabahan (2012), Gunn (1994), dan Ling (2011). Objek dan atraksi wisata dikelompokkan menjadi wisata budaya dan wisata alam. Penilaian objek dan atraksi wisata dilakukan berdasarkan aspek posisi tapak, keunikan, keaslian, peruntukan wisata, ketersediaan sumber air bersih, dan aksessibilitas. Kualitas visual objek dan atraksi wisata dilakukan dengan metode SBE (Daniel dan Boster 1976). Hasil penilaian objek dan atraksi wisata diintegrasikan dengan hasil analisis SBE menghasilkan zonasi wisata potensial untuk dikembangkan yang diklasifikasikan menjadi zona potensi tinggi, sedang dan rendah. Luas kawasan perencanaan wisata Desa Ensaid Panjang berdasarkan hasil pemetaan dan diskusi dengan masyarakat adalah 3426,88 Ha. Berdasarkan mental map diketahui terdapat zona-zona tapak yaitu: zona keramat 2.64 ha (0.07%), zona perlindungan alam seluas 1330.65 Ha (38.51%), dan zona pemanfaatan seluas 2121.9 Ha (61.41%). Kawasan ini selanjutnya menjadi batas kawasan untuk analisis selanjutnya. Objek dan atraksi wisata budaya dalam kategori sangat potensial terdiri dari rumah betang, aktifitas sosial budaya di rumah betang, kain tenun ikat dan proses menenun tenun ikat. Objek dan atraksi wisata kategori potensial terdiri dari produk anyaman, kegiatan menganyam, seni sastra lisan, upacara adat, pandai besi, tarian tradisional, cara memasak tradisional dan makanan tradisional, pengolahan padi, lanskap persawahan dan proses pengolahan lahan. Lanskap dan aktifitas di kebun karet termasuk dalam kategori kurang potensial, sedangkan lanskap dan aktifitas di kebun sawit tidak potensial. Objek dan atraksi wisata alam potensial terdiri dari lanskap dan flora fauna Bukit Rentap, Air Terjun Rendung, lanskap hutan rawa dan flora fauna Tawang Mersibung dan Sebesai, ekosistem dan flora fauna Sungai Kebiau. Objek dan atraksi wisata kategori cukup potensial terdiri dari lanskap dan flora fauna pada Tawang Serimbak. Sedangkan objek dan atraksi wisata yang termasuk dalam kategori kurang potensial adalah lanskap dan flora fauna Tawang Semilas dan Tawang Sepayan. Hasil analisis kualitas visual menunjukkan lanskap dengan kategori kualitas visual tinggi terdiri dari kawasan sekitar rumah betang, area persawahan, area perkebunan sawit, Air Terjun Rendung, Kawasan Bukit Rentap dan Sungai Kebiau. Lanskap yang termasuk dalam kategori kualitas visual sedang terdiri dari lanskap hutan rawa dan perkebunan karet. Integrasi potensi wisata alam dan potensi wisata budaya dengan kualitas visual kawasan menghasilkan penilaian integratif yang menunjukkan bahwa kawasan dengan potensi wisata tinggi terdiri dari kawasan pemukiman rumah betang dan rumah tunggal, Bukit Rentap, Tawang Mersibung dan Sebesai, persawahan, serta Sungai Kebiau. Kawasan dengan potensi wisata sedang adalah Tawang Serimbak, dan kawasan dengan potensi wisata rendah terdiri dari Tawang Sepayan, Tawang Semilas, perkebunan karet dan perkebunan sawit. Masyarakat Ensaid Panjang mendukung pengembangan wisata di desa mereka. Masyarakat ingin ikut berperan sebagai bagian dari atraksi wisata dan menjadi pendukung aktifitas wisata. Peran masyarakat yang berpotensi tinggi untuk kembangkan yaitu penenun, penganyam, pandai besi, bertani, penunjuk jalan, koki,. Peran masyarakat yang berpotensi sedang untuk dikembangkan yaitu penabuh gendang, penyair bekana, penari, pandai dayung, homestay. Konsep rencana pengembangan dan penataan kawasan desa Ensaid Panjang adalah "Lanskap Desa Wisata dan Pelestarian Budaya Dayak Desa Partisipatif". Konsep ini dilaksanakan dengan keterlibatan masyarakat lokal secara maksimum dengan menekankan pada pentingnya keuntungan bagi komunitas serta kelestarian budaya setempat untuk pengembangan wisata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLandscapeid
dc.subject.ddcLandscape planningid
dc.subject.ddc2014id
dc.titleRencana Penataan Lanskap Desa Wisata Secara Partisipatif di Ensaid Panjang Sintang Kalimantan Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordtourism object and attractionid
dc.subject.keywordtourism landscapeid
dc.subject.keywordparticipatory landscape planningid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record