Show simple item record

dc.contributor.advisorNurrochmat, Dodik Ridho
dc.contributor.advisorYovi, Efi Yuliati
dc.contributor.authorBaguna, Firlawanti Lestari
dc.date.accessioned2023-06-04T00:13:23Z
dc.date.available2023-06-04T00:13:23Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118297
dc.description.abstractBambu tutul (Bambusa maculata Widjaja) biasanya disebut dengan “bulu cina” oleh masyarakat lokal. Bambu tutul merupakan salah satu jenis bambu yang terkenal unik dengan mozaik berwarna coklat pada kulit batangnya, sehingga banyak digunakan untuk bahan baku industri kerajinan dan mebel. Bambu tutul merupakan komoditas unggulan daerah yang diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi daerah. Usaha mebel bambu tutul merupakan mata pencaharian masyarakat setempat secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan menyajikan temuan yang dapat dimanfaatkan untuk upaya pengembangan bambu tutul berdasarkan analisis karakteristik usaha bambu tutul serta analisis kelayakan dan sensitivitas usaha. Skenario pengembangan usaha bambu tutul juga dirumuskan berdasarkan kedua analisis tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Ternate dan Tidore, Provinsi Maluku Utara dan berlangsung selama bulan Maret sampai Juni 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis rantai nilai dan analisis kelayakan usaha, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pengembangan usaha bambu tutul berdasarkan kondisi dan karakteristik usaha bambu tutul di Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ketersediaan bambu di Maluku Utara sebesar 17,74 rumpun/ha. Namun, berdasarkan P.21/Menhut-II/2009 tentang Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, potensi bambu tutul tergolong rendah, jika ketersediaannya < 200 rumpun/ha. Kondisi ini tidak selaras dengan kebutuhan bahan baku untuk industri per tahun, sehingga perlu adanya teknik silvikutur dan pengolahan pascapanen yang tepat untuk meningkatkan potensi ekonomi bambu tutul. Upaya tersebut sangat penting mengingat aspek pemasaran bambu tutul cukup potensial. Bambu tutul memiliki peluang pasar yang cukup potensial, penyaluran produk hingga ke luar daerah memberikan peluang bagi pengusaha bambu untuk mengembangkan usahanya. Hasil analisis kelayakan usaha bambu tutul menunjukkan nilai NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku (18%) sebesar Rp67.694.351 dengan BCR sebesar 1,53 dan IRR sebesar 18,67%. Tingkat sensitivitas usaha kerajinan mebel bambu tutul sangat sensitif terhadap perubahan biaya produksi dan harga jual.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestrid
dc.subject.ddcBambooid
dc.subject.ddc2014id
dc.titlePola Pengembangan Bambu Tutul sebagai Komoditas Unggulan di Maluku Utaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbamboo tutulid
dc.subject.keywordsupply chainid
dc.subject.keywordfeasibilityid
dc.subject.keywordsensitivityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record