Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang Dalam Kawasan Pengembangan Wisata Bahari KKLD Selat Dampier Kabupaten Raja Ampat
View/ Open
Date
2012Author
Latukolan, Syultje
Yulianda, Fredinan
Fahrudin, Achmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem terumbu karang merupakan sumberdaya wilayah pesisir yang sangat menonjol di Kepulauan Raja Ampat. Pengelolaannya difokuskan pada peningkatan ekonomi masyarakat dan pendapatan daerah lewat pemanfaatan non ekstraktif yaitu pariwisata. Pengembangan ekowisata bahari Raja Ampat meliputi pemanfaatan terumbu karang dalam kawasan Daerah Perlindungan Laut dibeberapa gugus pulau yaitu Pulau Gam, Pulau Mansuar dan Pulau Kri yang berada di sebelah utara KKLD Selat Dampier. Pengembangan kawasan di gugus tiga pulau ini akan terus meningkat dengan ditetapkannya P. Mansuar sebagai basis pengembangan wisata bahari Raja Ampat. Arus kunjungan wisatawan ke lokasi ini akan cenderung meningkat dan kawasan DPL yang ada di lokasi ini akan dipromosikan sebagai lokasi tujuan wisata bahari. Tujuan penelitian ini adalah (a) Menganalisis kesesuaian dan daya dukung terumbu karang bagi pengembangan wisata bahari, (b) Menganalisis peran stakeholder dalam pengelolaan wisata bahari.
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan daya dukung kawasan ekosistem terumbu karang untuk wisata selam, maka dibutuhkan data-data menyangkut kondisi ekologis dan kualitas perairan. Kondisi ekologis yang menjadi pembatas untuk wisata selam meliputi kondisi tutupan komunitas karang (% cover), jenis life-form, lebar hamparan terumbu karang, keragaman jenis-jenis ikan karang. Kondisi kualitas perairan yang menjadi pembatas yaitu kecepatan arus, kedalaman perairan dan kecerahan perairan.
Penentuan kesesuaian kawasan dilakukan dengan menggunakan Analisis Matriks Kesesuaian Kawasan kategori selam yang mempertimbangkan 6 (enam) parameter antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis life- form karang, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan datar karang dengan menggunakan 4 (empat) klasifikasi penilaian. Berdasarkan parameter tersebut diatas didapat nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW). Hasil IKW selanjutnya dikelompokan dalam 3 kategori yaitu S1 (Sangat sesuai, dengan IKW 83-100 %), S2 (Sesuai, dengan IKW 50-<83 %) dan N (Tidak sesuai, dengan IKW < 50%).
Hasil analisis kesesuaian wisata kategori selam (diving) menunjukkan bahwa DPL Indip (IKW = 94.44), DPL Imburnos (IKW = 85.19) dan DPL Warasmus (IKW = 94.44) adalah lokasi yang sangat sesuai (S1) untuk wisata diving. Sementara kawasan yang cukup sesuai (S2) untuk lokasi diving adalah DPL Ikwan iba (IKW = 77.78), DPL Yendesner (IKW = 74.07), DPL Tanadi (IKW = 79.63), DPL Mansaswar (IKW = 79.63) dan DPL Kormansiwin (IKW = 74.07)
Analisis daya ...dst
Collections
- MT - Fisheries [3203]
