Penilaian Ekonomi Jasa Lingkungan dan Strategi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus: Taman Sempur, Kota Bogor)
Abstract
Global warming is marked by an increase in the average temperature of the atmosphere, sea and land on earth, causing environmental damage that interferes with human needs. Based on goal 11 of sustainable development (Suistanable Development Goals/SDGs), namely sustainable cities and settlements, in an effort to achieve the target of goal 11, the concept of eco-city is carried out because these areas have a high influence from global warming due to human activities so that the proportion of land become less and there is an environmental imbalance. Green Open Space as an eco-city has a function as a public space and can be a place for social interaction, creating creativity, and producing oxygen. Based on these objectives, the existence of Green Open Spaces can maintain environmental balance and be the first step to achieving the SDGs goals so that the objectives of this study are 1) Identifying public perceptions of Sempur Park, 2) Estimating the community's Willingness to Pay for Sempur Park, 3) Analyzing development strategies Perfect Park. The method used in this study is quantitative description analysis using a Likert scale, Contingent Valuation Method (CVM), and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results show that the public's perception of Sempur Park is very good with a total willingness to pay for maintenance of IDR 755,036,436 and the main strategy is land availability. Pemanasan global ditandai dengan meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang mengganggu kebutuhan manusia. Berdasarkan tujuan 11 dari pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs) yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan maka upaya mencapai target dari tujuan 11 dilakukan konsep eco-city karena kawasan tersebut memiliki pengaruh tinggi dari pemanasan global akibat aktivitas manusia sehingga proporsi lahan menjadi sedikit dan terjadi ketidakseimbangan lingkungan. Ruang Terbuka Hijau sebagai eco-city memiliki fungsi sebagai ruang publik dan dapat menjadi wadah interaksi sosial, menciptakan kreativitas, dan produsen oksigen. Berdasarkan tujuan tersebut dengan adanya Ruang Terbuka Hijau dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan menjadi langkah awal untuk mencapai tujuan SDGs sehingga tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap Taman Sempur, 2) Mengestimasi Willingness to Pay masyarakat terhadap Taman Sempur, 3) Menganalisis strategi pengembangan Taman Sempur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi kuantitatif dengan skala likert, Contingent Valuation Method (CVM), dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil menunjukkan persepsi masyarakat terhadap Taman Sempur sangat baik dengan nilai total kesediaan membayar untuk pemeliharaan sebesar Rp755.036.436 dan strategi pengembangan utama yaitu ketersediaan lahan.