Evaluasi Kerusakan Daerah Aliran Sungai (Das) Citanduy Hulu dan Akibatnya di Hilir: Studi Valuasi Ekonomi Kerusakan DAS di Sub DAS Citanduy Hulu Jawa Barat dan Sub DAS Segara Anakan Jawa Tengah,
View/ Open
Date
2005Author
Yunus, Lalu
Hutagaol, M. Parulian
Noor, Erliza
Dharmawan, Arya Hadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengelolaan DAS tidak mengenal batas wilayah administrasi, melainkan terintegrasi secara ekosistem maupun sosial ekonomi antara hulu, tengah dan hilir. Kerusakan di hulu berakibat rusaknya daerah hilir, sehingga upaya rehabilitasi semestinya dilakukan di hulu. Selama ini upaya perbaikan lebih ditujukan pada rehabilitasi hilir daripada hulu dan tidak ada kerjasama antara hulu dan hilir. Oleh karena itu perlu dibuktikan apakah perbaikan di hulu lebih ekonomis daripada upaya perbaikan di hilir yang selama ini dilakukan di Segara Anakan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi tingkat kerusakan sumberdaya air DAS Citanduy; (2) memvaluasi kerusakan di daerah hulu; (3) memvaluasi kerusakan di daerah hilir dengan segala akibatnya; (4) Menilai secara finansial apakah lebih baik konservasi hulu atau melakukan pengerukan sedimen beserta segala akibatnya di hilir (5) menilai kesediaan membayar terhadap upaya rehabilitasi kerusakan serta menentukan apakah masyarakat yang mendanai rehabilitasi atau tidak. Penelitian dilakukan di desa Bugel (daerah hulu), desa Kawunganten dan desa Ujung Alang (daerah hilir). Teknik valuasi kerusakan di hulu dtlakukan dengan pendekatan biaya rehabilitasi. Valuasi kerusakan di hilir · dengan pendekatan produktivitas, penurunan pendapatan nelayan clan biaya preventif Kesediaan membayar menggunakan metode CVM dengan WTP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalau tidak ada perbaikan di hulu, maka air Sungai Citanduy tidak memungkinkan untuk pertanian berkelanjutan yang ditunjukkan dengan kandungan zat padat terlarut melampaui baku mutu, dan dilihat dari rasio debit maksimum dengan debit minimum DAS Citanduy tergolong sangat buruk. Nilai kerusakan daerah hulu yang diestimasi berdasarkan biaya rehabilitasi secara vegetatif dan sipil teknik adalah Rp 268 milyar. Nilai kerusakan daerah hilir yang ditimbulkan oleh kerusakan hulu adalah Rp 88 milyar per tahun. Nilai kerusakan di daerah hilir selarna tiga tahun sama dengan biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi di daerah hulu. Dari segi finansial bahwa rehabilitasi hulu akan lebih ekonomis daripada rehabilitasi hilir, lagipula merehabilitasi hulu mengendalikan sumber kerusakannya. Selanjutnya sebagian besar masyarakat bersedia untuk membayar untuk berpartisipasi dalam rehabilitasi · DAS Citanduy yang ditunjukkan dengan besar WTP rata-rata Rp 4720. Meskipun demikian pengumpulan dana rehabilitasi dari masyarakat membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi dan nilainya jauh lebih rendah (hanya tujuh milyar rupiah) dari biaya rehabilitasi yang diperlukan sehingga tidak efisien. Oleh karena itu peran pemerintah mutlak dibutuhkan dalam pendanaan rehabilitasi DAS Citanduy.