Kinerja Produksi dan Fisiologi Kepiting Bakau (Scylla sp.) pada Sistem Single Room dengan Ukuran Wadah dan Ketinggian Air Berbeda
View/ Open
Date
2019Author
Muhlis
Budiardi, Tatag
Effendi, Irzal
Hadiroseyani, Yani
Metadata
Show full item recordAbstract
Produksi kepiting bakau diharapkan dari teknologi budidaya yang efisien,
salah satunya sistem single room. Pendekatan sistem single room ditujukan untuk
menekan kematian akibat kanibalisme, tetapi berdampak mempersempit ruang
gerak bagi kepiting. Ukuran wadah memberikan pengaruh terhadap gerakan
horisontal yang akan berdampak terhadap respons stres kepiting bakau. Ketinggian
air akan berdampak terhadap pergerakan kepiting bakau secara vertikal dalam
proses respirasi pada permukaan air. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja
produksi dan fisiologi kepiting bakau (Scylla sp.) pada sistem single room dengan
ukuran wadah dan ketinggian air berbeda.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yaitu
faktor ukuran wadah dan faktor ketinggian air, sehingga menghasilkan 9 perlakuan
yang diberi 6 kali ulangan. Sembilan perlakuan penelitian kepiting bakau tersebut
adalah ukuran wadah 30 cm x 30 cm, dengan ketinggian air 30 cm (P33), 50 cm
(P35), 70 cm (P37); ukuran wadah 40 cm x 40 cm, dengan ketinggian air 30 cm
(P43), 50 cm (P45), 70 cm (P47), dan ukuran wadah 50 cm x 50 cm, dengan
ketinggian air 30 cm (P53), 50 cm (P55), 70 cm (P57). Terdapat 54 unit percobaan
yang masing-masing unit percobaan berisi 1 ekor kepiting uji. Pemeliharaan
dilakukan selama 60 hari dengan pemberian pakan dua kali sehari sebanyak 5 %
dari bobot tubuh perhari. Pengambilan sampel untuk menghitung parameter kinerja
produksi dilakukan dua minggu sekali, parameter fisiologi kepiting dilakukan pada
awal, tengah, akhir penelitian, dan parameter fisika kimia air dilakukan setiap hari.
Parameter uji meliputi kinerja produksi (laju pertumbuhan spesifik, periode
molting, rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup, dan tingkah laku
kepiting dalam wadah), parameter fisiologi (kadar glukosa, THC, gradien osmotik,
dan tingkat konsumsi oksigen), dan parameter fisika kimia air tambak.
Hasil penelitian menunjukkan bobot rata – rata awal kepiting bakau 57.89 ±
2.18 g ekor-1 dan pada akhir penelitian bobot rata – rata kepiting bakau yaitu 148.59
± 16.56 g ekor-1. Tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau pada semua perlakuan
yaitu 100 %. Laju pertumbuhan spesifik kepiting bakau pada penelitian ini yakni
antara 1.18 % hari-1 sampai 1.31 % hari -1. Periode molting kepiting bakau selama
penelitian antara 13 hari - 16 hari dan rasio konversi pakan kepiting bakau yaitu
antara 1.70 - 1.91. Hasil pengukuran parameter kinerja produksi kepiting yang
dipelihara selama 60 hari menunjukkan peningkatan pada setiap perlakuan.
Parameter fisiologi kepiting bakau yang diamati selama penelitian ini adalah kadar
glukosa antara 24.56 - 29.67 mg dL-1, THC antara 2.00 - 5.00 (x 106 sel mL-1), dan
gradien osmotik antara 325.75 - 396.33 mOsm l H2O-1. Analisis statistik
menunjukkan tidak adanya interaksi antara ukuran wadah dan ketinggian air. Hasil
analisis statistik juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar semua
perlakuan yang diberikan (P>0.05). Tidak adanya perbedaan yang nyata antara satu
perlakuan dengan perlakuan yang lain dikarenakan kondisi lingkungan dan
perlakuan yang diberikan masih dalam batas toleransi kepiting bakau. Selain itu,
waktu pemeliharaan kepiting bakau yang relatif singkat juga diduga memberikan
hasil yang tidak berbeda. Pertumbuhan kepiting bakau ini diduga karena kondisi
kepiting dalam wadah budidaya masih dalam batas toleransi terhadap stres,
sehingga kepiting tidak mengalami stres. Parameter fisika kimia air tambak selama
penelitian masih dalam kisaran optimum.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran wadah dan
ketinggian air pada sistem single room tidak mengakibatkan perbedaan pada kinerja
produksi budidaya kepiting bakau berdasarkan tingkat kelangsungan hidup,
pertumbuhan, periode molting, rasio konversi pakan, kadar glukosa, THC, dan
gradien osmotik kepiting bakau. Untuk efisiensi pemanfaatan tambak, disarankan
membudidayakan kepiting bakau sistem single room dengan ukuran wadah 30 cm
x 30 cm x 40 cm dengan ketinggian air 30 cm. Selanjutnya, perlu dilakukan
pengamatan tingkah laku kepiting bakau didalam wadah
Collections
- MT - Fisheries [2940]